BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Militer Iran dan AS sama-sama saling meningkatkan kegiatan mereka di Teluk Persia. Hubungan kedua Iran dan AS diketahui kian memanas.
Dewan Keamanan PBB diminta untuk menghentikan AS melakukan apa yang mereka sebut peningkatan ‘petualangan militer di Teluk dan Laut Oman, termasuk pengiriman pembom bersenjata nuklir ke wilayah tersebut.
Iran menyatakan secara remi bahwa mereka tidak ingin ada konflik, tetapi Iran mengancam akan membela diri jika perlu.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa beberapa pasukan maritim Iran di Teluk telah meningkatkan tingkat kesiapan mereka dalam 48 jam terakhir.
Awal pekan ini, pejabat pertahanan mengatakan informasi intelijen baru menunjukkan Iran telah memindahkan rudal balistik jarak pendek ke Irak.
Aktivitas militer yang semakin cepat diimbangi dengan retorika. Kepala pasukan elit militer Quds Iran menyarankan bahwa pembalasan atas kejahatan AS mungkin datang dari dalam negeri AS sendiri.
Presiden Donald Trump, yang dilaporkan meminta opsi militer untuk menangani Iran pada November, men-tweet minggu lalu bahwa dia akan meminta pertanggungjawaban Iran jika ada orang Amerika yang terbunuh [antara Iran dan AS]
Dan media Israel memperkuat laporan surat kabar Arab yang mengutip sumber-sumber AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan Israel dan Arab Saudi sedang melobi Trump untuk menyerang fasilitas nuklir Iran sebelum dia meninggalkan jabatannya.
“Iran merupakan ancaman nyata bagi keamanan nasional AS, terutama selama periode peningkatan risiko akibat peringatan pembunuhan Soleimani yang akan datang,” kata Sam Vinograd, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional.
“Saya pikir Iran akan mengkalibrasi setiap serangan yang terkait dengan peringatan ini karena mereka tidak ingin menutup diri sebelum Biden menjabat dan seolah-olah memulai kembali negosiasi nuklir yang akan mengarah pada pencabutan sanksi,” lanjutnya. (bpc2)