Tidak semua jenis tanah cocok untuk jadikan sebagai media tanam kebun dan bertani.
Tanah yang cocok untuk kebun dan bertani, menurut banyak penelitian memang ada jenis-jenisnya sendiri.
Lantas, bagaimana caranya kita bisa mengetahui jenis-jenis tanah yang cocok untuk dijadikan sebagai media kebun dan bertani?
Simak penjelasanya berikut ini:
Tanah, merupakan hal yang tak bisa dipisahkan dalam dunia pertanian dan perkebunan. Walau kini ada banyak rekayasa teknologi yang memungkinkan aktivitas pertanian dan perkebunan bisa dilakukan tanpa media tanah.
Karena menjadi unsur penting, memahami dan mempelajari karakter dari masing-masing jenis tanah perlu dilakukan, untuk meminimalisir tingkat kegagalan dalam bercocok tanam, serta apa saja hal-hal yang diperlukan untuk menunjang kesuburan tanah.
Dalam dunia pertanian dan perkebunan, tanah merupakan sarana atau media untuk tumbuh kembangnya tanaman.
Dalam banyak literasi disebutkan bahwa tanah mengandung 20 sampai 30 persen air 45 persen bahan mineral dan 5 persen bahan organik.
Karena sifat tanah sangat dinamis, maka setiap unsur yang terkandung di dalamnya juga selalu berubah-ubah.
Faktor penyebabnya juga banyak, bisa suhu, cuaca, geografi dari suatu wilayah, bahan induk, masa lamanya atau waktu dan organisme yang numpang hidup di dalamya.
Dengan demikian, kita jadi tahu bahwa tidak semua nutrisi yang terdapat pada tanah cocok untuk tanaman.
Dari karakteristik ini, maka tanah yang akan jadi sarana bertani dan kebun juga dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis. Apa saja jenis-jenisnya:
Dilansir dari situs resmi faperta.umsu.com, setidaknya ada 10 jenis tanah yang perlu diketahui dalam dunia bertani dan kebun.
Adapun jenis-jenis tanah tersebut adalah Tanah Regosol, Tanah Latosol, Tanah Organosol, Tanah Aluvial, dan Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK),
Lalu ada juga Tanah Laterit dan Tanah Litosol, Tanah Rendzina, Tanah Mediteran, dan Tanah Grumusol. 10 jenis tanah ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Tanah Regosol
Tanah ini termasuk dari salah satu sub jenis tanah Entisol.
Asal mulanya dari pelapukan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti pasir, lahar, debu dan lipili.
Jenis tanah ini belum berkembang dengan sempurna.
Teksturnya kasar dengan Ph 6-7 yang mengandung unsur P dan K serta sedikit unsur N.
Tanah ini bersifat sulit menampung air, sehingga tidak semua jenis tanaman cocok untuk ditanam dengan tanah ini.
Beberapa jenis tanaman yang cocok ditanam dengan tanah regosol ini adalah palawijaya, tembakau dan jenis buah-buahan yang tidak terlalu membutuhkan unsur air.
Tanah ini bisa ditemukan di daerah yang dekat dengan gunung merapi seperti Sumatera dan Nusa Tenggara.
Tanah Latosol
Tanah ini berasal dari proses pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Tingkat perkembangan lambat hingga sedang, karena sebagian besar tanah berasa di daerah lembab.
Warnanya merah bahkan cokelat. Ph 4,5 sampai 6,5, mengandung unsur hara berubah-ubah.
Namun miliki kemampuan menyerap air dengan baik dan cocok untuk menahan erosi.
Tanaman yang cocok untuk ditanam dengan tanah ini yaitu tembakau, coklat, pala, tebu dan panili.
Beberapa daerah yang memiliki jenis tanah ini Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi.
Tanah Organosol
Tanah ini terbentuk dari pelapukan dan pembusukan bahan-bahan organic. Tanah jenis ini banyak di rawa-rawa.
Teksturnya lembek. Terdapat 2 jenis tanah organosol yaitu tanah humus dan tanah gambut. Tanah seperti ini banyak terdapat di Riau dan Kalimantan.
Tanah Aluvial
Terbentuk dari endapan material halus dari aliran sungai, tanah ini biasa ada di bagian hilir sungai.
Ini adalah jenis tanah muda.
Tanah ini memiliki struktur tanah yang lepas-lepas dengan warna kelabu. Bahasa awamnya menyebut tanah lumpur.
Ph nya termasuk dalam tingkat Ph rendah dan sangat mudah untuk digali dengan alat apapun.
Tanah jenis ini tersebar di daerah Jawa, Sumatera dan Papua. Cocok untuk tamanan padi dan palawijaya.
Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK)
Tanah ini terbentuk karena curah hujan tinggi dan suhu rendah.
Tanah ini warnanya merah sampai kuning. Tanah jenis ini kurang subur untuk tanaman.
Ph-nya termasuk pada tingkat Ph rendah dan cukup banyak memiliki unsur Al dan Fe.
Kriteria berlempung dan mudah basah. Tanah dengan kriteria tersebut cocok untuk persawahan, Tanah PMK ini tersebar merata di Indonesia.
Tanah Laterit
Tanah ini disebut mirip dengan tanah PMK namun memiliki suhu jauh lebih tinggi.
Unsur hara yang terdapat di tanah ini cukup banyak dan cukup subur untuk tanaman.
Tanah ini banyak mengandung seskuioksida. Namun, sering hilang karena larut dibawa air hujan.
Hanya beberapa tanaman yang cocok ditanam pada tanah jenis ini. Seperti jambu mete dan pohon kelapa.
Tanah ini bisa dijumpai di sebagian daerah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Tanah Litosol
Tanah yang masih satu keluarga dengan tanah regosol ini terbentuk dari proses perubahan iklim topografi dan aktivitas gunung merapi.
Tanah ini tergabung dalam ordo tanah entisol, itulah mengapa tanah ini masih satu keluarga dengan regosol.
Struktur dari tanah ini besar-besar dengan sedikit unsur hara didalamnya sehingga hanya bisa dimanfaatkan untuk tanaman palawijaya.
Tanah ini tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
Tanah Rendzina
Tanah yang memiliki tekstur lembut dan daya permeabilitas yang tinggi ini terbentuk dari batuan basalt, batu kapur dan granit.
Karena daya permeabilitas yang dimilikinya cukup tinggi membuat tanah ini mampu untuk mengikat air.
Tanah ini banyak menyimpan unsur Ca, Mg dan sedikit hara dengan tingkat Ph yang tinggi.
Tanah yang dapat dijumpai di daerah Aceh, Sulawesi, Maluku dan Papua ini cocok ditanami tanaman keras semusim dan palawijaya.
Tanah Mediteran
Tanah yang terbentuk dari batuan berkapur yang banyak mengandung karbonat ini merupakan bagian dari ordo Alfisol yang banyak dijumpai didaerah beriklim lembab.
Tanah ini mengandung banyak air, Al, Fe dan bahan organik lain sehingga dapat dikatakan sebagai tanah yang subur yang cocok untuk persawahan.
Tanah ini tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Tanah Grumusol
Tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak terdapat aktivitas di dalamnya.
Tanah yang memiliki kadar lempung yang tinggi ini merupakan bagian dari ordo vertisol.
Tanah ini termasuk dalam tanah yang tidak suburm karena jika iklim sedang panas/kering tanah ini menjadi pecah-pecah dan sangat lengket saat hujan.
Tapi tanah ini masih bisa menjadi media tanam untuk pohon jati dan rumput-rumputan.
Tanah ini bisa dijumpai di Sumatera Barat, Jawa dan Nusa Tenggara Timur.***