BERTUAHPOS.COM — Mantan politisi Partai Demokrat yakni Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan Hidayat Nur Wahid mengenai ‘zionis nusantara’ pendukung Yahudi [Israel], adalah sebuah narasi kurang tepat.
Melalui akun Twitter pribadinya, Ferdinand Hutahaean ucapan itu tidak tepat karena sudah menggabungkan 2 kata antara Zionis dan Nusantara.
Dari penggabungan kata tersebut, menunjukan adanya unsur ketidaksukaan dan kebencian dari Hidayat Nur Wahid terhadap istilah Nusantara.
“Memilih kata menggabungkan “Zionis dgn Nusantara” menunjukkan adanya unsur ketidak sukaan dan kebencian dgn istilah Nusantara yg memang berbudaya luhur dan mulia,” kata Ferdinand, dikutip Rabu 19 Mei 2021.
Seperti diketahui, sebelumnya Hidayat Nur Wahid mengatakan banyak kelompok di Indonesia yang mendukung Israel untuk menjajah Palestina.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu pun dalam keterangannya menyampaikan bahwa orang-orang Indonesia yang mendukung Israel itu sering disebut ‘Zionis Nusantara’.
Mendengar penggabungan dua kata antara Zionis dan Nusantara itu pun membuat Ferdinand Hutahaean marah besar terhadap Hidayat Nur Wahid.
Ferdinand beranggapan bahwa politisi PKS tersebut telah menunjukan ketidaksukaan dan kebencian terhadap istilah Nusantara.
Bahkan apabila terbukti benar Hidayat Nur Wahid menabur kebencian terhadap istilah Nusanrara, Ferdinand sesumbar akan membiayai ongkos HNW untuk pergi ke Palestina. “Yat, kalau kau tak suka Nusantara, kuongkosi kau ke Palestina,” ucapnya.
Tak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga menegaskan kepada Hidayat Nur Wahid untuk jangan melecehkan nama atau istilah Nusantara. “Jangan lecehkan Nusantara ku,” tegasnya.
Konflik antara Israel-Palestina memang tengah menjadi sorotan dunia termasuk para tokoh politik di Indonesia.
Akan tetapi, salahnya adalah para politisi di Indonesia dengan entengnya memanfaatkan situasi konflik Israel-Palestina, hanya untuk dijadikan isu politik di tanah air.
Argumen-argumen dari para politisi itu lah yang akhirnya membuat kegaduhan dan terjadi pro kontra di kalangan masyarakat Indonesia. (bpc2)