BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Saat Jepang menolak menyerah di Perang Asia Pasifik Raya, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945.
Pada 26 Juli, pihak sekutu yang berintikan Amerika Serikat dan Britania Raya mengultimatum Jepang untuk menyerah. Jika tidak, maka Jepang akan menghadapi kehancuran yang cepat dan besar. Jepang mengabaikan ultimatum tersebut.
Menurut Perjanjian Quebec pada tahun 1943, Amerika Serikat dan Britania Raya telah sepakat bahwa untuk menjatuhkan senjata nuklir atau bom atom harus dengan persetujuan bersama.
Amerika dan Britania Raya kemudian sepakat bahwa penggunaan senjata nuklir di Jepang adalah persetujuan bersama.
Terjadi perdebatan di petinggi militer AS. Beberapa ingin memasukkan ibukota lama (Kyoto) dan ibukota baru (Tokyo) sebagai target. Namun, Menteri Perang AS, Henry L Stimson menolak dengan gigih.
Akhirnya, terpilih Kota Hiroshima sebagai target. Kota ini dianggap sebagai pangkalan militer Jepang yang sangat kuat. Saat itu, setidaknya ada 400.000 tentara di Hiroshima.
Pada 6 Agustus 1945, sesuai rencana, pada pukul 08.15 waktu setempat, pesawat pembom AS menjatuhkan bom ‘Little Boy’ di ketinggian 9400 meter. Bom melayang selama 44,4 detik, sebelum meledak di ketinggian 580 meter.
Saksi mata mengaku melihat kilauan cahaya yang menyilaukan sebelum terdengar bunyi dentuman yang keras. Beberapa foto menunjukkan adanya jamur ledakan. Radius kehancuran total mencapai 1,6 kilometer, dan radius kebakaran mencapai 11 kilometer.
80.000 orang, 20.000 diantaranya tentara, langsung tewas akibat ledakan dan pasca ledakan. 70.000 orang cedera, dan masalah radiasi terus terjadi setelah ledakan.