BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Klaten, Abdul Rodhi mengatakan nama Muhammadiyah Klaten dicatut oleh oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan teror ke diskusi mahasiswa hukum UGM.
Dtegaskan Rodhi, Muhammadiyah Klaten tidak ada kaitannya dengan teror yang dilakukan kepada diskusi mahasiswa hukum UGM tersebut.
“Kami mengecam pencatutan nama Muhammadiyah Klaten dalam teror ke diskusi mahasiswa tersebut,” terang Rodhi dalam rilis pers, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu 29 Mei 2020.
Rodhi juga mengatakan Muhammadiyah Klaten meminta aparat berwenang agar mengusut oknum yang melakukan pencatutan nama Muhammadiyah untuk melakukan teror ke diskusi mahasiswa hukum UGM.
Seperti diketahui, diskusi mahasiswa Constitusional Law Society (CLS) Fakultas Hukum UGM dengan tema ‘Meluruskan Persoalan Pemberhentian Presiden Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan’ pada 29 Mei 2020 terpaksa dibatalkan.
Hal ini dilakukan lantaran adanya teror tertulis dan ancaman pembunuhan kepada pembicara, moderator dan nara hubung agenda diskusi, serta ketua CLS.
Ancaman teror tersebut bertuliskan:
“Halo pak. Bilangin tuh ke anaknya ******* Kena pasal atas tindakan makar. Kalo ngomong yg beneran dikit lahhh. Bisa didik anaknya ga pak!!! Saya dari ormas Muhammadiyah klaten. Jangan main main pakk. Bilangin ke anaknya. Suruh datang ke polres sleman. Kalo gak apa mau dijemput aja? Atau gimana? Saya akan bunuh keluarga bapak semuanya kalo gabisa bilangin anaknya,” demikian isi teror yang dikirimkan pada tanggal 29 Mei 2020, pukul 13.17-13.19 WIB, seperti disampaikan Dekan Fakultas Hukum UGM, Sigit Riyanto.
Pesan lain juga dikirimkan pada 29 Mei 2020, pada pukul 13.24-13.27 WIB, dengan bunyi:
“Bisa bilangin anaknya ga ya Bu? Atau didik anaknya Bu biar jadi orang yg bener. Kuliah tinggi tinggi sok Sokan ngurus negara bu. Kuliah mahal mahal Bu ilmu anaknya masih cetek. Bisa didik ga Bu? Saya dari ormas Muhammadiyah Klaten. Jangan macam macam. Saya akan cari *****. ***** kena pasal atas tindakan makar. Tolong serahin diri aja. Saya akan bunuh satu keluarga *****,”
(bpc2)