BERTUAHPOS.COM – Hingga akhir April 2024, realisasi pendapatan APBN di Provinsi Riau mencatatkan pendapatan sebesar Rp7,08 triliun.
“Realisasi pendapatan ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp6,59 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp482,54 miliar,” kata Kepala Kanwil DJPb Provinsi Riau, Heni Kartikawati, S Psi, MA, M Psi, melalui keterangan resminya, sebagaimana diterima Bertuahpos.com, Rabu, 22 Mei 2024.
Sementara itu, dia menjelaskan, untuk realisasi belanja negara mencapai Rp9,09 triliun, yang terbagi menjadi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2,74 triliun dan Transfer ke Daerah sebesar Rp6,36 triliun, sehingga mengakibatkan defisit sebesar Rp2,01 triliun pada bulan April.
Adapun untuk dukungan APBN terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui Transfer ke Daerah (TKD), tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Untuk realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) mencapai Rp1,22 triliun, Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp3,19 triliun, Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik sebesar Rp1,35 triliun, dan Dana Desa sebesar Rp591,32 miliar,” jelasnya.
Tapi, untuk DAK Fisik, kata Heni, belum terealisasi karena Perpres Nomor 57 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik dan PMK Nomor 25 Tahun 2024 tentang Pengelolaan DAK Fisik baru ditetapkan pada akhir April 2024.
Akibatnya, pelaksanaan kontrak pengadaan oleh pemerintah daerah terhambat, berisiko menumpuknya pengajuan menjelang batas akhir penyaluran Tahap I pada 22 Juli 2024 pukul 17.00 sesuai ketentuan Pasal 45 ayat (2) PMK 25 Tahun 2024.
“Secara keseluruhan, Belanja Negara tumbuh 11,32% year-on-year (yoy), didorong oleh belanja pemerintah pusat yang tumbuh 26,92% dan belanja TKD yang tumbuh 5,72% yoy,” jelasnya.
Sementara itu, dari sisi belanja pegawai, tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 15,47%, dengan pertumbuhan tertinggi pada satuan kerja (satker) KOREM-031/WB DAM-I/BB, disusul Kemenag Inhil, Kemenag Rohul, Kemenag Siak, Kemenag Bengkalis, dan Lanud Rusmin Nurjadin.
Sedangkan realisasi barang tumbuh 44,18%, terutama disokong oleh satker Setbawaslu Provinsi Riau, KPU seluruh kabupaten/kota, dan Pelaksanaan Prasarana Pemukiman Riau. Belanja bantuan sosial (bansos) melonjak 637,16%, terutama karena belanja bantuan KIP kuliah bagi mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru dan STAIN Bengkalis.
“Untuk realisasi PNBP tercatat tumbuh sebesar 1,77%, terutama karena peningkatan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) dibanding tahun lalu,” sambungnya.
Adapun Satker dengan pertumbuhan PNBP tertinggi antara lain Universitas Riau, Balai Pengelola Transportasi Darat Riau, Kejaksaan Negeri Pekanbaru, Kantor BPN Pelalawan, Kantor BPN Kuansing, dan Kejari Dumai.
Di sisi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), tercatat hingga April 2024 mencapai Rp3,17 triliun kepada 37.639 debitur, tumbuh 86,16% yoy. Namun, realisasi pada bulan April sebesar Rp667,1 miliar, turun 32,87% dibandingkan bulan Maret. Rata-rata penyaluran KUR turun 0,99% yoy menjadi Rp84,29 juta per debitur.
Dia menjelaskan bahwa Kabupaten Kampar mencatat penyaluran tertinggi sebesar Rp460,9 miliar, sedangkan rata-rata pinjaman tertinggi berada di Kabupaten Rokan Hulu sebesar Rp105,04 juta per debitur.
“Penyaluran KUR masih dominan pada sektor pertanian dan perkebunan sebesar Rp2,16 triliun. Sektor konstruksi mencatat rata-rata pinjaman tertinggi sebesar Rp278,48 juta per debitur, diikuti oleh sektor jasa pendidikan sebesar Rp181,82 juta per debitur,” tuturnya.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri menjadi penyalur utama KUR masing-masing sebesar Rp1,95 triliun dan Rp596,06 miliar. Rata-rata penyaluran tertinggi berada di Bank Tabungan Negara sebesar Rp427,78 juta per debitur.
Sementara untuk realisasi penyaluran Ultra Mikro (UMi) hingga April 2024 mencapai Rp43,91 miliar kepada 7,567 debitur, meningkat 25,08% yoy dari segi nilai dan 5,95% yoy dari jumlah debitur.
Rata-rata penyaluran juga naik 18,05% yoy menjadi Rp5,80 juta per debitur. Penyaluran UMi tertinggi terjadi di Kabupaten Rokan Hulu sebesar Rp8,11 miliar, sementara rata-rata penyaluran tertinggi berada di Kota Dumai sebesar Rp9,84 juta per debitur.
“Sebagian besar debitur UMi di Riau meminjam dalam rentang nilai Rp2,5 juta hingga Rp5 juta (38,05%), namun terdapat peningkatan debitur yang meminjam dalam rentang Rp7,5 juta hingga Rp10 juta dan Rp5 juta hingga Rp7,5 juta,” katanya.***