
Perebutan Keraton Aceh, Perang di Tengah Wabah

BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Tahun 1874, pasukan Belanda dibawah pimpinan jenderal gaek, Jan van Swieten, telah mengepung keraton Aceh.
Sultan Aceh, Sultan Alaudin Mahmud Syah II bertahan di dalam keraton, dengan dikawal sekitar 1,500 prajurit Aceh. Pemimpin perang Aceh, Panglima Polim, juga berada di keraton bersama Sultan.
Ketika dua pasukan siap bertempur, datang musuh yang tak disangka-sangka, yaitu wabah penyakit kolera. Musuh baru ini tak memandang kawan dan lawan, banyak prajurit Aceh maupun serdadu Belanda yang menjadi korban.
Nino Oktarino dalam bukunya ‘Perang Terlama Belanda: Kisah Perang Aceh 1873-1914’ (hal. 56-62) menuliskan wabah ini membuat pertahanan Aceh melemah. Tidak kurang dari 150 orang setiap harinya dikuburkan akibat tewas karena wabah kolera. Bahkan, yang terburuk, sultan juga terkena wabah ini.
Baca: Spesial 63 Tahun: Kerajaan Tertua di Indonesia Ada di Riau?
Di pasukan Belanda, situasi tak kalah buruknya. Untuk mengurangi penularan wabah, van Swieten mengurangi pasukan yang mengepung keraton.
Wabah ternyata membawa perubahan besar terhadap hasil pertempuran. Karena pasukan Belanda melemah, sultan Aceh dan Panglima Polim berhasil meloloskan diri dari kepungan Belanda pada 13 Januari 1874, 10 hari sebelum Belanda menaklukkan keraton pada 24 Januari 1874.
Sultan Alaudin Mahmud Syah II akhirnya meninggal pada 28 Januari 1874, dan digantikan keponakannya, Tuanku Muhammad Daud. (bpc4)
Berita Terkini
Harga CPO Diprediksi Masih Oke Hingga Juni
CPO, Sawit, TBS
Hikmah Dibalik Kekalahan Perang Uhud
Islampedia
Soal Vaksin Nusantara, DPR Tuding BPOM Bohongi Publik?
Polemik Vaksin Nusantara
Ssst, Ini Bocoran Samsung Galaxy Tab S7 Lite 5G
Samsung Galaxy Tab 7S.
BPS Sebut Ekspor Riau Didongkrak Migas
Ekspor Riau
Jose Mourinho Masa Bodoh ke Paul Pogba
Manchester United