BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kampanye negatif dari UNI Eropa, hingga persoalan kondisi cuaca mewarnai sepak terjang sawit dan Crude Palm Oil atau CPO dalam negeri sepanjang tahun 2020. Lantas adakah kabar gembira mengenai pergerakan harga CPO pada 2021 mendatang?
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan produksi minyak kelapa sawit pada 2021 naik tipis sekitar 3,5%, seiring dengan kabar bakal didistribusikannya vaksin Covid-19.
“Kenaikan kemungkinan akan ditopang dari meningkatnya produksi industri makanan pada tahun depan sebesar 2,5%. Sedangkan untuk ekspor sawit diperkirakan juga akan melonjak hingga 11,5% dengan asumsi pulihnya perekonomian global,” kata Wakil Ketua Umum III GAPKI Togar Sitanggang, seperti dikutip dari CNBCIndonesia.com, Jumat, 4 Desember 2020.
Prediksi kenaikan akan semakin besar jika pemerintah komit untuk mandatori B30 pada tahun depan, dengan perkiraan angka kenaikan hingga 12% untuk biodisel.
“Kenaikan konsumsi juga akan mendorong harga harga minyak sawit menjadi US$ 750-850 per metric ton,” katanya tambahnya.
Penting menjadi catatan pemerintah, bahwa jika mandatori untuk biodisel turun ke B20, maka perkirakaan angka penurunan juga cukup signifikan yakni sampai 25% yang membentuk harga sawit di kisaran US$ 600-700 per metric ton.
Sementara hingga akhir tahun ini, produksi CPO diperkirakan naik 0,43% menjadi 47,41 juta ton dari 47,18 juta ton pada 2019. Peningkatan produksi CPO ini menurutnya didorong dari penyerapan biodiesel. Penyerapan minyak sawit untuk biodiesel diperkirakan mencapai 7,2 juta ton sampai akhir tahun ini.
Konsumsi sawit dalam negeri juga sangat ditopang oleh industri oleochemical sehingga mencatat konsumsi domestik mencapai 1,57 juta ton atau naik 48,96% dari 2019.
Hal ini didorong permintaan pasar untuk bahan baku sabun serta pembersih lainnya yang meningkat selama pandemi Covid-19. (bpc2)