BERTUAHPOS.COM — Berbagai pihak didorong untuk mengambil peran dalam rangka menjaga sektor tekstil lokal agar tetap tumbuh, di tengah gempuran produk impor dari China.
Presiden Direktur Asia Pacific Rayon (APR), Basrie Kamba, mengatakan bahwa produksi tekstil China sangat didukung stok bahan baku melimpah dengan aktivitas produksi besar-besaran. Sementara itu, produk China dihadapkan pada hambatan ketat di pasar Amerika dan Eropa.
Oleh sebab itu, China mengalihkan pasar ke negara-negara yang memberlakukan syarat impor lebih longgar, seperti Indonesia. Akibatnya, produk tekstil impor dari China membanjiri pasar dalam negeri.
“Bayangkan saja, harga hijab dari China hanya sekitar Rp7.000. Kalau produk itu masuk ke sini, meskipun APR bisa fokus pada ekspor, apa yang akan terjadi dengan UMKM kita? Dengan harga sepersepuluh dari produk lokal, itu seperti membunuh industri UMKM tanpa kita sadari,” ujar Basrie.
Dia menambahkan, ketergantungan pada produk impor, terutama di sektor pakaian, memerlukan solusi agar industri tekstil dalam negeri dapat berkembang. APR bekerja sama dengan berbagai pihak di tingkat lokal untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini.
Dia berharap situasi ini segera berakhir, dan mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan revisi berbagai aturan yang dapat merugikan iklim UMKM. “Kami berharap Riau dapat berperan melalui pengembangan kain wastra lokal. Ini adalah tantangan yang kita hadapi saat ini,” tutur Basrie.***