BERTUAHPOS.COM — Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami lonjakan signifikan pada perdagangan pekan ini.
Hingga penutupan Jumat, 29 November 2024, harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Februari mencapai MYR 5.023 per ton, naik 2,82% dibandingkan hari sebelumnya. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam dua pekan terakhir sejak 15 November.
Kenaikan ini mencatatkan tren positif lima hari berturut-turut, sekaligus kenaikan mingguan sebesar 8,21%. Ini merupakan kenaikan mingguan tertinggi sejak Juni tahun lalu, mengakhiri tren penurunan selama dua pekan sebelumnya.
Secara keseluruhan, harga CPO sepanjang November naik 7,33% secara point-to-point. Sejak awal tahun 2024 (year-to-date/ytd), harga CPO telah melonjak 29,27%, menunjukkan penguatan signifikan di pasar komoditas.
Kenaikan harga CPO dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap penurunan produksi akibat curah hujan tinggi di Malaysia. Direktur Pelindung Bestari, Paramalingan Supramaniam, menjelaskan bahwa risiko banjir di sejumlah wilayah Malaysia berpotensi mengganggu produksi CPO.
“Beberapa negara bagian sudah waspada dengan risiko banjir. Masalah pasokan akan menjaga harga CPO tetap di level tinggi,” ujar Supramaniam, seperti dilaporkan Bloomberg News.
Data Malaysian Palm Oil Board (MPOB) menunjukkan stok CPO Malaysia pada Oktober tercatat 1,8 juta ton, turun 1,35% dibandingkan bulan sebelumnya. Jika cuaca buruk berlanjut, stok ini berpotensi menyusut lebih jauh.
Selain itu, kenaikan harga minyak nabati lain seperti minyak kedelai (+1,49%), minyak biji bunga matahari (+0,8%), dan minyak rapeseed (+1,5%) turut mendorong permintaan terhadap CPO sebagai alternatif yang lebih kompetitif.
Prospek Harga Pekan Depan
Secara teknikal, CPO masih berada dalam zona bullish dengan indikator Relative Strength Index (RSI) di angka 67,14, mengindikasikan tren penguatan. Indikator Stochastic RSI di level 67,22 juga menunjukkan sinyal beli yang cukup kuat.
Namun, risiko koreksi tetap ada mengingat kenaikan yang sudah cukup signifikan. Pivot point di MYR 4.873 per ton menjadi level yang perlu dicermati. Jika harga turun di bawah level ini, target berikutnya adalah Moving Average (MA) 10 di MYR 4.693 per ton.
Sebaliknya, jika harga berhasil menembus resisten di MYR 5.186 per ton, potensi kenaikan menuju MYR 5.259 per ton semakin besar.
Dengan kondisi pasar yang dinamis, pelaku pasar diimbau untuk tetap memantau perkembangan cuaca dan tren minyak nabati lainnya, yang menjadi faktor penentu utama pergerakan harga CPO.***