BERTUAHPOS — Harga CPO atau minyak kelapa sawit mentah di kontrak berjangka Bursa Derivatif Malaysia (BMD) kembali ditutup melemah pada Selasa, 15 April 2025.
Pelemahan ini terjadi seiring dengan turunnya harga minyak kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) dan Dalian Commodity Exchange, yang turut mempengaruhi sentimen pasar CPO global.
Menurut pengamat pasar komoditas, David Ng, tekanan harga juga dipicu oleh ekspektasi peningkatan produksi CPO dalam beberapa pekan ke depan. “Kami melihat level support berada di RM4.000 per ton dan resistance di RM4.300 per ton,” ujarnya seperti dilansir dari Bernama.
Penurunan harga ini tercermin dari pergerakan sejumlah kontrak CPO di Bursa Malaysia. Kontrak April 2025 tercatat turun RM34 dan ditutup pada level RM4.320 per ton.
Sementara kontrak Mei 2025 melemah lebih dalam, yakni turun RM63 ke posisi RM4.230 per ton. Kontrak bulan Juni dan September 2025 masing-masing turun RM62 dan ditutup pada RM4.108 dan RM3.986 per ton.
Kontrak bulan Juli dan Agustus 2025 juga mencatatkan penurunan sebesar RM64, dengan harga akhir masing-masing RM4.043 dan RM4.008 per ton.
Meski harga mengalami koreksi, aktivitas perdagangan justru meningkat tajam. Volume transaksi melonjak menjadi 104.470 lot, naik signifikan dari hari sebelumnya yang hanya mencatat 80.065 lot. Sementara itu, open interest atau minat terbuka naik menjadi 247.195 kontrak, dari sebelumnya 244.009 kontrak.
Di sisi lain, harga fisik CPO untuk wilayah Selatan pada bulan April 2025 tercatat mengalami penurunan sebesar RM120 dan kini berada di level RM4.400 per ton.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar CPO saat ini tengah berada dalam tekanan kombinasi antara sentimen global dan potensi kenaikan pasokan. Pelaku pasar kini menanti perkembangan lebih lanjut terkait output produksi dan pergerakan harga minyak nabati lainnya, yang bisa memengaruhi arah harga CPO dalam waktu dekat.***
(Bernama)