BERTUAHPOS.COM – Pengurus Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Forum Tempe Indonesia (FTI) Provinsi Riau periode 2023-2028 resmi dilantik pada 4 Juli 2024 lalu. Acara pelantikan ini berlangsung di aula lantai 5 gedung rektorat UIN Suska Riau.
Ketua Panitia Pelantikan DPW FTI Riau, Dr Mitra, SKM MKM, mengatakan FTI Riau hadir untuk sebagai sarana edukasi, pendampingan, dan pembinaan terhadap mereka para pelaku usaha serta UMKM, terutama dalam hal pengembangan industri tempe di Provinsi Riau.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan dukungan Ketua Umum DPP FTI serta peran aktif seluruh pengurus DPW FTI Riau. Kami berharap organisasi ini terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tempe sebagai sumber pangan bergizi tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan,” katanya.
Ketua Umum DPW FTI Riau periode 2023-2028, Dr Tahrir Aulawi SPt M.Si, meyakini bahwa hadirnya kepengurusan baru FTI bukan sebatas seremonial belaka. “Ini adalah awal dari perjalanan organisasi yang penuh tanggung jawab,” tuturnya.
Dia berharap DPW FTI Riau dapat berkolaborasi dengan pemerintah, masyarakat, pelaku UMKM, dan seluruh pengurus untuk mengumpulkan serta mendiseminasikan informasi penelitian tentang tempe.
Sehingga dapat meningkatkan kualitas atau mutu tempe di tingkat produsen, dan mempromosikannya sebagai produk warisan budaya Indonesia di tingkat nasional maupun internasional.
“DPW FTI Riau sebagai lembaga independen menyadari tidak akan mampu mewujudkan tujuan dan tugas sendiri, oleh sebab itu perlu sinergitas bersama para pengurus, para pengambil kebijakan, instansi pemerintah terkait, akademisi, pengusaha, para pengrajin UMKM tempe, pedagang tempe, dan kelompok masyarakat peduli tempe,” ujar Dr. Tahrir Aulawi.
Adapun pelantikan pengurus DPW Forum Tempe Indonesia Riau dilakukan langsung oleh Ketua Umum DPP FTI, Siti Muslimatun STp MSc PhD, yang ditandai dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda syukur. Potongan tumpeng pertama diserahkan kepada Mohd Sarli SGz RD, selaku Sekretaris DPW FTI Riau.
Dalam arahannya, dia menekankan pentingnya peran DPW FTI Riau dalam melestarikan budaya mengonsumsi tempe dan meningkatkan kemampuan para pengrajin tempe di Bumi Lancang Kuning.
Ia juga menyoroti pentingnya inovasi dan penelitian untuk meningkatkan mutu dan produktivitas tempe, termasuk penggunaan teknologi canggih dalam proses produksi serta pelatihan bagi para produsen tempe.
“DPW FTI Riau harus berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu dan produktivitas tempe melalui berbagai inovasi dan penelitian, serta edukasi kepada masyarakat tentang manfaat tempe bagi kesehatan. Promosi yang kreatif perlu dilakukan agar tempe semakin dikenal dan diminati, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional,” katanya.
Selain itu, Siti Muslimatun menekankan pentingnya membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan pelaku industri, untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan industri tempe secara berkelanjutan.
“Dunia mengakui tempe sebagai makanan kaya manfaat yang merupakan bagian dari peradaban tinggi Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, wajar apabila tempe diajukan dan segera disahkan oleh UNESCO pada tahun 2024 sebagai warisan budaya non-bendawi yang diakui dunia,” tuturnya.***