BERTUAHPOS.COM — Pantun sudah ditetaokan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Unesco. Sejak ditetapkan sebagai WBTB aktivitas pantun memang sangat menggeliat.
Namun hal tersebut menurun di tahun 2022 ini, begitu hasil evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Oleh sebab itu Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) diminta untuk mengevaluasi keberadaan pantun. Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, sejak pantun ditetapkan sebagai WBTB dunia, kehidupan pantun memang menggeliat. Kegiatan mengenai pantun berkecambah dan pemantun-pemantun baru bermunculan.
“Cuma tahun 2022 ini aktivitas berpantun selain kegiatan sosial dan seremonial, tampak menurun. Hal itu tidak jadi masalah, sebab berbagai pancang penegakan pantun sudah tertanam,” tuturnya.
Dia menambahkan, soal pantun bukan hanya masalah berbahasa, tetapi juga gagasan yang terkandung di dalamnya.
Dengan demikian, pantun yang sudah berumur lebih dari 1.500 tahun, patut dikembangkan bukan hanya dari segi estetik, tetapi juga nilai yang terkandung di dalamnya. Pada tunjuk ajar Melayu misalnya, banyak disampaikan dalam bentuk pantun.
Oleh karena itu, kata Taufik Ikram Jamil, patutlah dibuat suatu lembaga khusus pantun, misalnya Lembaga Pantun Indonesia yang berisi riset dan pengembangan. Misalnya harus dipikirkan apa yang melatarbelakangi adanya suatu pantun, kemudian bagaimana diwariskan kepada generasi baru melalui media mereka semacam media sosial.
Selain Taufik, tampil juga sebagai nara sumber dari Riau adalah Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Raja Yoserizal Zen. Ia mengatakan, pihaknya berkomitmen kuat untuk tetap mengembangkan pantun. Selain merencanakan kegiatan pantun, juga dibuat taman pantun di lingkungan Kompleks Perkantoran Dinas Kebudayaan.***