BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) meminta agar penyesuaian tarif listrik mempertimbangkan kondisi bisnis sektor industri, terutama di sektor perhotelan.
Ketua PHRI Riau Nofrizal Ali Akbar mengatakan, setidaknya kenaikan tarif listrik diberlakukan sampai bisnis ini benar-benar stabil. “Saat ini, kita (industri perhotelan) belum sepenuhnya pulih,” katanya di Pekanbaru, Selasa, 14 Mei 2022.
Dia menambahkan, bisnis hotel khususnya di daerah sangat bergantung pada energi listrik, bahkan dalam setiap fasilitasnya dalam pelayanan tamu. Seperti untuk fasilitas penerangan, air panas dan dingin, termasuk fasilitas pendukung lainnya.
Bisnis hotel, kata dia, bukan hanya sebatas jual kamar, pelayanan merupakan hal paling utama yang ditawarkan kepada pengunjung datang menginap. Selain itu, bisnis di sektor ini juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Nofrizal menyebut, sektor perhotelan akan berkorelasi pada bisnis lainnya seperti transportasi, makanan, minuman, bisnis online, pariwisata, termasuk menggerakkan ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar hotel.
“Dengan adanya keputusan pemerintah untuk menahan tarif listrik industri di level yang sama, kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi kebijakan ini,” ujarnya.
Bisnis Hotel Belum Sepenuhnya Pulih
Sektor industri perhotelan di Riau sejauh ini belum sepenuhnya pulih dan stabil, pascadidera pandemi Covid-19 selama 2 tahun belakangan.
Nofrizal Ali Akbar mengakui bahwa untuk sementara ini, industri perhotelan di Riau masih dalam upaya untuk bangkit dan belum pulih seutuhnya.
“Mereka (industri hotel di Riau) masih dalam tahap pemulihan dan terus mengupayakan agar bisnisnya dapat kembali stabil seperti sebelum pandemi,” terangnya di Pekanbaru, 14 Juni 2022.
Dia mengumpamakan, selama 2 tahun pandemi, bisnis sektor perhotelan berada dalam ‘periode puasa’, akibat banyaknya kegiatan tak berjalan, sehingga sektor ini hanya mengupayakan untuk bertahan dari kebangkrutan.
“Namun, pada kenyataannya, juga ada banyak bisnis perhotelan di Riau, khususnya di Pekanbaru, melepas (menjual) aset demi konsistensi usaha bisa berlanjut,” tuturnya.
Dia menambahkan, kebijakan pelonggaran yang dikeluarkan pemerintah terkait pandemi Covid-19 merupakan angin segar bagi industri perhotelan di daerah untuk bisa bangkit.
Meski demikian, Nofrizal juga tidak menampik bahwa adanya kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan menjadi tantangan tersendiri bagi sektor ini, dan menjadi penentu seberapa lama bisnis hotel bisa kembali stabil seperti semula.***