BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kekhawatiran akan naiknya kasus covid-19 di akhir 2021 atau awal tahun 2022 sudah ada sejak Oktober lalu. Riau salah satunya, yang merupakan daerah dengan angka kasus terkonfirmasi hingga menyentuh 2.000 kasus—di rentang Juli, Agustus, September.
Apa yang pernah terjadi di Riau membuat banyak pihak lebih dulu mengeluarkan peringatan akan potensi lonjakan covid-19 gelombang ketiga.
Para pakar memperkirakan, angka kasus terkonfirmasi (termasuk di Riau) mungkin saja akan kembali menanjak naik pada akhir tahun ini, atau awal tahun depan.
“Riau perlu waspadai penyebaran corona gelombang ketiga,” kata Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Riau dokter Wildan Asfan Hasibuan dalam sebuah wawancara dengan Bertuahpos.com.
Atas dasar itu, meski kasus terkonfirmasi di Riau sudah turun bahkan nihil, langkah untuk antisipasi menjadi hal penting dilakukan.
Situasi yang dirasakan Riau saat ini, bukan situasi yang mengharuskan masyarakat untuk berleha-leha tanpa protokol kesehatan yang ketat.
“Justru penerapan protokol kesehatan dalam situasi saat ini menjadi penentu apakah Riau akan dihadapkan kembali dengan penyebaran covid-19 pada gelombang ketiga, atau tidak,” tuturnya.
Dia menambahkan, ada beberapa faktor mengapa Riau perlu mewaspadai potensi lonjakan covid-19 pada akhir tahun ini.
Pertama, adanya libur natal pada 25 Desember 2021, dan libur Tahun Baru 2021. Diperkirakan mobilitas masyarakat pada dua hari besar ini sangat tinggi, baik dari lokal, maupun kedatangan orang dari luar Riau.
Wildan menyebut, dari pengalaman sebelumnya, angka kasus terkonfirmasi corona di Riau dari luar daerah memberikan kontribusi yang cukup besar pada lonjakan kasus covid-19 pada gelombang kedua lalu.
Faktor lainnya, yakni munculnya covid-19 varian baru setelah delta—AY.4.2—yang kini turut menjadi antensi pemerintah, bukan hanya di daerah tapi juga di pusat.
“Apalagi Riau sangat dekat dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang mana angka kasus terkonfirmasi untuk saat ini sangat tinggi,” tuturnya.
Satgas Covid-19 Klaim Upaya Antisipasi telah Dipersiapkan
Dalam sebuah konferensi pers pada Oktober 2021, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Riau dokter Indra Yovi mengklaim bahwa upaya antisipasi terhadap potensi lonjakan kasus terkonfirmasi corona telah dipersiapkan.
“Seluruh fasilitas yang sebelumnya dibangun, tetap distanbykan hingga saat ini. Itu bagian dari upaya antisipasi yang kita persiapkan,” sebutnya.
Upaya lainnya, kata Yovi, tracing, testing dan treatment tidak pernah dikurangi. “Justru kapasitasnya akan terus ditambah,” sebutnya.
Sementara itu, saat ini Riau sudah memiliki rumah oksigen di Lanud Roesmin Nurjadin, Rumah Sakit Darurat di asrama haji Riau, memastikan kapasitas tempat tidur tidak dikurangi, termasuk memaksimalkan upaya penanganan yang lain.
“Namun, yang perlu disadari bahwa, disiplin terhadap protokol kesehatan yang menjadi penentu apakah kita (Riau) siap atau tidak menghadapi lonjakan kasus covid-19 di gelombang ketiga, atau tidak,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir menyebut, upaya lain untuk mengantisipasi lonjakan kasus konfirmasi, yakni dengan mempercepat capaian vaksinasi.
Terkait ini, kata Mimi, pemerintah pusat juga sudah melakukan dorongan ke daerah-daerah agar secepat mungkin target capaian vaksinasi harus disegerakan untuk tujuan terwujudnya kekebalan komunal (herd immunity).
“Jadi memang selain pengetatan terhadap protol kesehatan, capaian vaksinasi harus disegerakan agar jika pun terjadi lonjakan kasus corona, upaya penanganannya tidak seberat sebelum-sebelumnya,” sebut Mimi.
Kabupaten/kota diminta perkuat koordinasi
Gubernur Riau Syamsuar meminta kepada setiap pemerintah kabupaten/kota di Riau untuk memperkuat langkah koordinasi agar langkah-langkah persiapan terhadap kemungkinan terjadinya lonjakan kasus, bisa lebih mudah ditangani.
“Kami berterimakasih banyak kepada semua pihak atas kerja sama yang dilakukan telah berhasil membuat angka kasus penyebaran covid-19 di Riau menurun, dan bahkan nihil. Namun sinergitas dan koordinasi harus tetap dilakukan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi akhir atau di awal tahun depan,” tuturnya.
Syamsuar juga menekankan kepada pemerintah kabupaten/kota di Riau untuk melakukan sosialisasi lebih masif kepada masyarakat terhadap disiplin protokol kesehatan, mengingat angka capaian vaksinasi di Riau masih di kisaran 40%-an.
Dia juga meminta kepada daerah untuk sesegera mungkin menghabiskan stok vaksin, agar percepatan capaian vaksinasi bisa maksimal. Dalam hal ini, Riau baru akan dapat tambahan stok vaksin dari pusat apabila jumlah vaksin di Riau tersalurkan kepada masyarakat.
Bentuk lain dari langkah antisipasi yakni pengetatan pintu masuk baik udara, laut dan darat. Meski demikian, hal ini tetap merujuk pada ketentuan dari pemerintah pusat sesuai dengan petunjuk teknis saat PPKM Level 3 se-Indonesia diberlakukan. “Kita berharap tak ada lagi gelombang covid-19. Kalau pun ada harapan kita penanganannya tidak seperti dulu lah,” tuturnya. (bpc2/melba)