BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Koordinator Lapangan TMC di Riau Dr Tukiyat mengatakan Kegiatan Teknik Modifikasi Cuaca atau TMC di Riau sudah dimulai sejak 21 Juli 2022. Kegiatan tersebut direncanakan akan berlangsung selama 11 hari ke depan.
Dia mengatakan jadwal ini sesuai dengan permintaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). Kegiatan TMC di Riau kali ini merupakan kedua kalinya, atau TMC periode II.
Sebelumnya juga telah dilaksanakan kegiatan TMC pada periode I yang dilaksanakan pada 14 April – 25 April 2022 atas kerjasama BRIN dengan KLHK dan PT RAPP Riau.
“Pada periode I tersebut kegiatan TMC telah berhasil mempertahankan kelembaban lahan gambut dan menurunkan jumlah hotspot yang terjadi di wilayah Provinsi Riau,” sebutnya.
Tukiyat mengatakan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca (Lab TMC), akan kembali melakukan kegiatan TMC di Riau. Karena saat ini mulai banyak ditemukan titik hotspot di Riau.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, potensi bencana Karhutla di Provinsi Riau juga akan meningkat di bulan Juli hingga September tahun 2022.
Hal ini didasari pada sifat hujan untuk bulan Juli-Oktober di wilayah Provinsi Riau, yang diprediksi berada pada kondisi normal hingga di bawah normal. Kemudian berdasarkan pola tahunan jumlah kejadian hotspot di Pulau Sumatera, khususnya Provinsi Riau yang mencapai puncak pada periode bulan Juli-Oktober.
Kemunculan hotspot pada lahan-lahan gambut terjadi karena adanya penurunan kelembaban lahan gambut, dan akan semakin rentan untuk terbakar sehingga mengakibatkan bencana karhutla jika tidak segera ditangani.
“Atas dasar tersebut, maka Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) meminta kepada BRIN melalui Lab TMC untuk melaksanakan kegiatan TMC. Tujuannya untuk pembasahan lahan gambut di wilayah Provinsi Riau guna mencegah terjadinya Karhutla,” sebutnya.***