BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Israel mengklaim bahwa Iran merupakan ancaman bagi mereka. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menegaskan mereka bebas melakukan apapun terhadap Iran.
Kekhawatiran ini sebelumnya sudah dibahas tentang Iran dengan Joe Biden—Presiden Amerika Serikat, lewat telepon.
Pembicaraan mereka juga menyinggung soal kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang dibahas di Wina, Austria, pekan ini.
Dalam pertemuan kabinet di Yerusalem kemarin, Bennett menegaskan kesepakatan nuklir tersebut, sekalipun disetujui, akan membawa malapetaka baru bagi Israel.
JCPOA disepakati pada 2015 oleh Rusia, China, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk mengontrol dan mengawasi program nuklir Iran.
Namun AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump menarik diri pada 2018 disertai dengan mejatuhkan kembali sanksi ekonomi untuk Iran.
Sejak itu Iran meningkatkan program nuklirnya sampai di atas batas kesepakatan.
“Siapa pun yang berpikiran bahwa kesepakatan itu akan meningkatkan stabilitas adalah salah,” kata Bennett, dikutip dari RT, Senin, 7 Februari 2022.
Lebih lanjut dia mengatakan telah membahas beberapa hal dengan Biden soal nuklir Iran. Bennett membahas agresivitas serta langkah-langkah untuk mencegah program nuklir Iran.
Dia juga menuduh Iran, melalui milisi-milisi yang didukungnya di Timur Tengah, meningkatkan serangan di kawasan di tengah negosiasi.
Bennett lalu berjanji negaranya akan mempertahankan pendekatan kebebasan bertindak terhadap Iran, ada atau tidak adanya perjanjian nuklir.
“Kami saat ini menutup celah serta membangun kekuatan militer untuk beberapa tahun, bahkan puluhan tahun mendatang. Israel akan mempertahankan kebebasan bertindak dalam hal apa pun dengan atau tanpa kesepakatan,” katanya.
Selanjutnya Bennett mengaku telah mendapat dukungan dari Biden soal keamanan dan kebebasan bertindak.
Israel juga mendapat dukungan penuh untuk mengisi kembali rudal pada sistem pertahanan Iron Dome setelah bertempur habis-habisan dengan pejuang Gaza tahun lalu. (bpc2)