BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan Nuryani Zainuddin mengtaakan strategi utama mencegah penularan penyakit LSD pada sapi ternak, yakni dengan trategi vaksinasi.
Namun demikian, dia tetap menyarankan bahwa langkah tersebut harus didukung dengan deteksi dini hingga penelusuran kasus secara cepat. Hal ini diperlukan agar penyakit tersebut dapat dihambat penyebarannya.
“Strategi utama adalah vaksinasi, namun ini harus didukung dengan deteksi dini dan penelurusan kasus, pengendalian lalu lintas, pengendalian vektor, serta komunikasi, informasi dan edukasi,” katanya.
Dia menambahkan, dalam upaya penangananya, LSD memang lebih menantang. Selain dapat disebarkan oleh lalu lintas sapi tertular dan produknya yang mengandung virus. “LSD dapat juga ditularkan melalui perantara mekanik seperti gigitan serangga,” jelasnya.
Meski demikian, kata dia, penyakit ini tidak dapat menular dan tadak berbahaya bagi manusia. “Masyarakat dan peternak, saya harap tidak perlu panik,” tuturnya.
Sebelumya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau telah menurunkan tim dokter hewan menindaklanjuti adanya laporan 18 ekor sapi di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau terkena penyakit langka.
“Kita sudah menurunkan tim kesehatan hewan turun ke Inhu untuk memeriksa 18 ekor sapi di Inhu yang terkena wabah,” kata Kepala Dinas PKH Provinsi Riau, Herman.
Selain diperiksa, tim juga mengambil sampel darah sapi yang terkena penyakit tersebut. Kemudian, sampel darah itu dikirim ke Balai Penelitian Hewan Bukittinggi dan Bogor.
“Jadi ada dua sampel yang kita ambil. Diduga sementara sapi itu terkena penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Wabah ini belum ada di Indonesia sampai saat ini, karena LSD ini penyakit langkah, dan dulu pernah ditemukan di Malaysia,” terangnya.
Selain mengirim sampel, tambah Herman, pihaknya juga sudah melaporkan temuan dugaan penyakit langkah itu ke Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian di Jakarta melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (SIKHNAS).
“Laporan kita sudah direspon oleh pusat, dan malam ini tim dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan sampai ke Riau, dan langsung turun ke Inhu didampingi tim dokter hewan kita,” jelasnya.
Setelah sebelumnya mewabah di Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja, penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) kini mulai menjangkiti sapi di Riau.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah mengatakan, pihak kementerian menyatakan siap untuk mengerahkan sumber daya, dalam upaya mengatasi penyebaran lebih luas terhadap penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi yang telah ditemukan di Provinsi Riau.
“Untuk penanganan LSD di Riau, kita akan kerahkan dokter hewan dan paramedik staf Kementan di Riau untuk membantu melakukan vaksinasi,” kata Dirjen PKH Nasrullah di Jakarta akhir pekan lalu. (bpc2)