BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan memprioritaskan jamaah haji yang sakit untuk dipulangkan ke Tanah Air.
Saat ini mereka tengah mendata jamaah haji yang sakit untuk di-tanazul-kan (dipulangkan). “Mereka menjadi prioritas kami untuk dipulangkan, baik kami KKHI di Mekah dan Madinah,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana, dalam keterangan persnya Jumat, 22 Juli 2022.
Hingga Rabu malam, pukul 20.00 waktu setempat sudah 10 jamaah haji sakit yang dipulangkan dan 10 jamaah dievakuasi melalui bandara KIAA Jeddah. Langkah ini merupakan upaya dari tim kesehatan untuk menjamin keselamatan jamaah haji Indonesia dari hal-hal yang tak diinginkan.
Mereka yang sakit lalu dipulangkan, akan mendapatkan penanganan lanjutan saat tiba di Tanah Air. Mereka juga berupaya memaksimalkan bangku kosong di pesawat untuk kepulangan jamaah haji. Sampai saat ini sudah ada 31 penerbang jamaah haji ke Tanah Air. ”Harapannya semua seat kosong dapat digunakan oleh jamaah haji Tanazul,” katanya.
Budi menambahkan, kondisi masalah kesehatan mereka sangat dinamis sehingga tidak bisa diprediksi. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah melakukan observasi secara berkala kepada jamaah. “Bahkan 1 jam sebelum keberangkatan Tanazul,” katanya.
Budi menyampaikan, kondisi jamaah tidak bisa diprediksi karena dinamis. Untuk itu tim kesehatan selalu melakukan observasi kepada jamaah sampai satu jam sebelum keberangkatan Tanazul. Oleh sebab itu pemulangan perlu dilakukan lebih cepat agar mereka secepatnya mendapat penanganan di Tanah Air.
Tanazul jamaah haji sakit adalah pemulangan jamaah haji melalui kloter yang berbeda dengan kloter keberangkatan karena alasan sakit dan memenuhi kriteria laik terbang. Jadwal kepulangan jamaah Tanazul akan mengikuti penerbangan kloter jamaah haji gelombang satu.
Proses terus berlanjut hingga semua jamaah laik tanazul dipulangkan ke Tanah Air. Tidak menutup kemungkinan jamaah dipulangkan terlebih dahulu dari kloternya, atau bahkan dipulangkan lebih lambat dari kloternya.
Jamaah yang direncanakan mengikuti Tanazul merupakan jamaah haji yang saat ini sedang mendapatkan perawatan di KKHI Makkah, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), dan jamaah sakit yang berada di kloter. ”Kondisi pasien akan terus dievaluasi dan dilihat perkembangannya, mana-mana yang nanti akan ditanazulkan,” katanya.
Teknis penentuan Tanazul akan disampaikan kepada ketua PPIH pusat di Kementerian Agama, untuk mendapatkan approval atau persetujuan. Tim kesehatan mengusulkan berdasarkan pertimbangan medis, namun sangat terkait dengan ketersediaan seat di pesawat, yang akan diatur oleh kementerian agama.
Tanazul diprioritaskan bagi jamaah haji yang transportable atau stabil, yaitu pada saat tanazul tidak memperberat kondisi fisik, tidak berpotensi menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan jamaah haji.
Selama perjalanan, jamaah akan disertai dengan obat-obatan dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan seperti oksigen, stretcher, dan sebagainya. Jamaah juga akan didampingi oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter.
Sesampainya di tanah air, yang bersangkutan akan memeriksakan kesehatannya di fasilitas kesehatan sebelum dikembalikan ke daerah asalnya. Berharap semua proses kepulangan jamaah nanti berjalan lancar. ”Sehingga jamaah haji sakit bisa segera melanjutkan pengobatannya di Indonesia,” katanya.***