BERTUAHPOS.COM – Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan perilaku menyimpang.
Dalam dunia psikologi, LGBT dianggap penyakit mental. Itulah yang mengapa kelompok ini dilarang di Indonesia — sebagai negara muslim.
Namun, ada kecemasan bahwa fakta modern seolah tak risih dan terbiasa dengan aktivitas LGBT. LGBT sebenarnya sangat dilarang keras oleh agama, hukum, adat istiadat di Indonesia.
Namun, trend dan gaya hidup di masa milenial saat ini seolah-olah menjadi alasan mereka untuk memperlihatkan jati diri mereka.
Asosiasi Ilmuwan, seperti American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Psychological Association (APA) berpendapat orientasi seksual merupakan kombinasi yang melibatkan banyak faktor.
Diantaranya adalah faktor lingkungan, mudahnya dalam mengakses pornografi, dan psikologis.
Belakangan ini, isu LGBT kembali mencuat di Riau, bahkan Gubernur Riau Syamsuar menyatakan pemerintah daerah secara tegas menolak LGBT.
Terlebih muncul isu bahwa ketua LGBT Indonesia adalah orang Riau. “Ini sangat memalukan kita sebagai orang Melayu,” katanya beberapa waktu lalu dalam agenda Gerakan Salat Subuh Berjamaah beberapa waktu lalu di Pekanbaru.
Neuro psikolog dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ihshan Gumilar menegaskan perilaku LGBT ialah penyakit mental.
“LGBT adalah penyakit mental dan bukan disebabkan oleh faktor biologis atau bawaan lahir,” katanya saat forum Koordinasi anggota Gugus Tugas Pencegahan serta Penanganan Pornografi (GTP3) bertema Pornografi dan LGBT, Kementerian PPPA.
“Artinya, terdapat peristiwa yang membuat seseorang menjadi LGBT,” ujar Ihshan.
Ihshan kembali menegaskan, perilaku LGBT bukan bawaan lahir dan dapat disembuhkan.
“Asal penderitanya berkonsultasi dan berobat di psikolog yang benar serta (memiliki kesadaran) tak mendukung LGBT,” ucapnya.***
Kharisma Sekarini | Mahasiswa UIN Suska Riau.