BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Jelang Pilkada Riau 2024, Parpol harus mampu memberdayakan potensi pemilih milenial untuk agenda politik dengan aksi-aksi konkret. Pandangan ini disampaikan oleh pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Riau Adlin, kepada Bertuahpos.com, Senin, 21 Februari 2022 di Pekanbaru.
Menurut data, pemilih dari generasi milenial dan generasi Z diprediksi akan mendominasi suara pada Pemilu 2024. Gamabaran ini juga akan terjadi di Pilkada Riau nanti.
Dari daftar pemilih tetap (DPT) pemilu serentak 2019, pemilih berusia 20 tahun mencapai 17.501.278 orang, sedangkan yang berusia 21-30 tahun sebesar 42.843.792 orang.
Untuk Pemilu 2024, jumlah pemilih milenial dan generasi Z diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 60 persen dari total suara pemilih. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, para pemilih milenial dan generasi Z (Zelenial) sangat realistis dalam memandang suatu persoalan, termasuk agenda-agenda politik.
“Satu kelebihan dari generasi ini mereka menggunakan smartphone dalam segala hal. Jika Parpol ingin mendapatkan perhatian dari potensi pemilih milenial di Pilkada Riau 2024, maka agenda politik juga harus menyesuaikan dengan kehidupan mereka yang sangat realistis dalam menyikapi berbagai hal,” tuturnya.
Hal pertama yang menjadi penting sebagai langkah awal pergerakan Parpol untuk mendapatkan simpati dari pemilih milenial di Riau, yakni secara masif harus melakukan edukasi politik kepada mereka. Yang mana polanya juga menyesuaikan dengan apa yang dekat dengan keseharian mereka, misalnya internet, smartphone, sosial media dan lain-lain.
“Parpol sangat mungkin bisa melakukan itu, dan sebetulnya, ini adalah pelung yang besar untuk menggaet potensi pemilih milenial,” terang Kajur Ilmu Pemerintahan Unri ini.
Kedua, kata Adlin, agenda politik yang dilakukan Parpol harus disertai dengan tindakan konkret, mengingat kaum milenial saat ini sangat realistis dan keberadaan mereka butuh pengakuan.
Mereka akan ikut jika menurut mereka itu riil. Mereka akan tertarik jika keberadaan mereka diakui. Dia menambahkan, tak bisa dipungkiri bahwa para pemilih milenial ini juga membutuhkan eksistensi diri dalam segala bidang, termasuk dalam agenda-ganda politik.
“Masalahnya parpol sejauh ini hanya menunggu. Seharusnya tidak begitu. Generasi ini harus diberdayakan sejak dini, dengan edukasi politik. Sehingga mereka tertarik memilih dan tak salah dalam menentukan pilihan politik,” tuturnya.
“Sebetulnya peluang besar bagi partai politik. Tentu harus disertai dengan aksi konkret. Agenda partai juga harus sinkron untuk mengangkat potensi memilih milenial. Masalahnya tak cukup hanya pencitraan politik, karena generasi ini butuh pembuktian, bukan hanya sebatas narasi,” kata Adlin.
Sekedar informasi, tahun 2024 ada dua daerah di Riau yang akan ikut dalam Pilkada. Yakni pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru, serta pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kampar. Masa jabatan keduanya sudah habis pada 2022 ini.
(bpc2)