BERTUAHPOS.COM — Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan rekomendasi kepada pemerintah hingga masyarakat terkait penyebaran virus cacar monyet.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Satuan Tugas Monkeypox IDI dr. Hanny Nilapsari dalam konferensi pers yang mereka gelar secara virtual, Selasa, 2 Agustus 2022.
“Virus cacar monyet saat ini tengah berstatus darurat kesehatan masyarakat di tingkat global,” katanya.
Dia mengatakan rekomendasi kepada pemerintah yakni memperluas dan memperketat pemindaian pada pintu masuk. Seperti pelabuhan, bandara, dan Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBDN).
Pemindaian dilakukan dengan mengawasi pelaku perjalanan melalui pengamatan suhu serta pengamatan tanda dan gejala kesehatan. Pada pelaku perjalanan dengan kondisi demam, sebaiknya dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter yang bertugas di pelabuhan, bandara, atau PLBDN.
Selain itu, IDI juga meminta agar pemerintah perlu meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnostik molekuler spesimen pasien yang dicurigai menderita cacar monyet.
Hal lain yang juga diminta IDI, upaya peningkatan edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan. Masyarakat perlu memperoleh informasi terkait gejala, epidemi, cara penularan, dan langkah pencegahan cacar monyet.
Selanjutnya, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan terduga, serta memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai situasi monkeypox.
Semengara untuk tenaga kesehatan, diminta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat menangani pasien yang dicurigai cacar monyet. Mereka perlu membersihkan benda dan permukaan yang disentuh pasien.
Tenaga kesehatan juga diminta segera melapor pada Dinas Kesehatan setempat apabila terdapat kasus atau probable cacar monyet.
Satgas Monkeypox meminta masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat juga perlu membiasakan konsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar.
Jika mengalami ruam disertai demam atau gejala mencurigai cacar monyet, orang tersebut diminta segera menghubungi layanan kesehatan setempat.
Hanny juga mengatakan bahwa saat ini belum ada kasus cacar monyet di Indonesia. “Namun, pemerintah dan masyarakat harus tetap waspada,” katanya.
IDI juga menjelaskan alasan mereka membentuk Satgas, merupakan respons ketetapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan cacar monyet harus menjadi perhatian di seluruh dunia.
Apalagi, kasus cacar monyet tengah meningkat di berbagai negara. Untuk itu, ia menekankan pentingnya pencegahan cacar monyet daripada pengobatan.
“Dengan memahami pencegahan, kita bisa meminimalisasi risiko terjadinya penularan,” ujar Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Agus Dwi Susanto.***