BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Para petani kelapa sawit di Kabupaten Siak tengah mengupayakan produksi pupuk organik untuk menjaga agar produksi TBS mereka tidak anjlok. Langkah ini terpaksa mereka tempuh mengingat tingginya harga pupuk kimia yang kini mengalami kenaikan hingga 300%.
Namun, hal ini dipastikan tidak akan signifikan mengangkat produksi TBS lantaran tanaman sawit tetap membutuhkan pupuk kimia. Hal ini diungkapkan oleh seorang petani kelapa sawit di Siak, Katimin (45), kepada Bertuahpos.com, Sabtu, 13 Agustus 2022.
“Kepada pemerintah, kami berharap ada penyaluran pupuk bersubsidi. Ternyata memang pupuk bersubsidi itu tak ada lagi, dihapuskan. Sekarang kami tengah mengembangkan untuk pupuk organik, setidaknya menjaga agar produksi terlalu down,” tuturnya.
Katimin mengungkapkan, pupuk organik yang mereka buat dengan memanfaatkan bahan-bahan limbah kelapa sawit (solid). Meski demikian, hal itu tidak akan memberi dampak signifikan untuk menjaga produksi TBS.
“Paling cuma bisa mengangkat produksi sekitar 20%. Karena tanaman sawit ini memang wajib ada pupuk kimianya,” sambungnya.
Dia menambahkan, sejak harga pupuk mencekik, para petani kelapa sawit di Siak, kini tak lagi konsisten melakukan pemupukan di kebun mereka. Dengan arti kata, proses pemupukan hanya seadanya.
Katimin menyebut para petani tidak sanggup untuk membeli pupuk lantaran mereka lebih mendahulukan pembayaran kredit bank dan kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.
Apa yang terjadi saat ini, tambah dia, sangat berpotensi membuat produksi TBS di kebun sawit masyarakat turun hingga 40% di tahun yang akan datang.
Menurut sebuah kajian yang diterbitkan di laman repository.pertanian.go.id, Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit atau TKKS, merupakan limbah padat dalam jumlah cukup besar, namun pemanfaatannya masih terbatas.
Pengolahan TKKS menjadi pupuk organik hanya salah satu alternatif pengganti pupuk dan secara ekonomis sebagai suplai unsur hara organik bagi tanaman.
Namun, mengolah TKKS menjadi pupuk organik hingga kini masih menjadi persoalan, mengingat waktu prosesnya sangat lama, sehingga dibutuhkan strategi untuk mempercepat proses biodekomposisi bahan organik yaitu dengan memanfaatkan aktivator/dekomposer.***