BERTUAHPOS.COM – Ragam spekulasi terus bemunculan di balik kasus pengeroyokan terhadap dosen komunikasi UI Ade Armando.
Salah satunya datang dari politisi PSI Grace Natalie yang menuding kalau Ade Armando diduga dikeroyok oleh diprovokasi oleh relawan Anies Baswedan.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengatakan bahwa anggota grup WhatsApp relawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai salah satu provokator dalam pemukulan yang dialami oleh buzzer Jokowi Ade Armando.
Grace menuduh relawan Anies Baswedan sebagai provokator berdasarkan bukti percakapan grup WhatsApp yang berjudul Relawan Anies Apik 4.
“Beredar sebuah foto screenshot percakapan sebuah grup Whatsapp, dengan nama Relawan Anies Apik 4. Salah satu anggota grup dengan wajah bukan mahasiswa, usianya saya perkirakan di atas 45 tahun, melaporkan kehadiran Ade Armando di aksi demo dan dia minta tolong agar informasi ini diteruskan ke massa aksi dengan tujuan agar massa menggeruduk Ade,” ucap Grace dalam saluran YouTube Cokro TV, sebagaimana dilihat Kamis, 14 April 2022.
Isi percakapan dalam grup WhatsApp tersebut adalah menyebarkan berita bahwa Ade Armando berada di lokasi aksi demonstrasi mahasiswa 11 April kemarin.
Grace juga berpendapat kalau apa yang dia duga itu benar, maka ada kemungkinan besar hubungan relawan Anies Baswedan tersebut dengan pelaku pemukulan Ade Armando.
“Jika benar pria ini adalah relawan Anies, maka percakapan ini menunjukkan ada hubungan antara relawan Anies Apik 4 dengan penumpang gelap aksi demo kemarin,” tegasnya.
Sementara itu Ketua Umum Jaringan Nasional Mileanies Pusat yang menjadi relawan Anies Baswedan, Muhammad Ramli Rahim membantah tudingan Grace Natalie mengenai bahwa salah satu bawahannya menjadi provokator pengeroyokan Ade Armando.
Ramli menegaskan bahwa ia sudah melarang anggota relawan Anies Baswedan untuk turun ke jalan mengikuti aksi demo mahasiswa.
Walaupun demikian, jika memang terbukti ada relawan Anies Baswedan yang datang maka itu murni kepentingan pribadi bukan kepentingan kelompok.
Ia juga menambahkan bahwa bukti WhatsApp yang beredar di sosial media merupakan hal rekayasa semata karena terdapat percakapan grup yang sama di komunitas selain relawan Anies Baswedan.
“Kami membuat larangan demi menjaga kemurnian gerakan mahasiswa. Kalaupun ada di lapangan, itu pribadi-pribadi. Jumlahnya sangat kecil,” ujarnya seperti dilansir dari CNN Indonesia.***