BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Rencana redominasi rupiah dianggap salah satu langkah kebijakan yang sulit untuk diterapkan di tengah masyarakat.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Ismet Inono menyebutkan bahwa kebijakan itu, bukan hanya semata-mata keinginan dari Bank Indonesia. Namun menerapkan langkah seperti itu harus beranjak dari keinginan bersama masyarakat.
“Baik parlemennya, masyarakat, pemerintah, semua eleman masyarakat harus satu pemahaman dulu. Kalau tidak nanti susah, apalagi kalau persepsinya beda-beda,” katanya, Minggu (27/03/2016).
Dia menambahkan, pengalaman buruk rencana penerapan redominasi mata itu pernah terjadi di salah satu negara di Afrika. Karena masyarakat tidak bisa menerima dan tidak sia dengan kebijakan itu, malah yang terjadi inflasi.
Sebab harga yang dilihat misalnya Rp 1.000 ternyata nilai uangnya Rp 1 juta. Hal ini, menurut Ismet bukan persoalan priotas atau tidak prioritas, melainkan memang belum ada kesamaan. Penerapan redominasi rupiah butuh kesamaan persepsi yang panjang.
“Rumit, sebenarnya juga tidak. Tergantung bagaimana semua lapisan melihat itu. Apakah sudah sama. Sampai saat inikan baru satu sisi saja. Baru di institusi parlemen saja,” ujarnya.
Kesiapan masyarakat untuk dilakukannya redominasi mata uang rupiah itu bisa dilihat lewat gejolak di tengah masyarakat. Tidak hanya sebatas sosialisasi dalam bentuk pemberitahuan semata. Biasanya hal itu ditunjukan dalam debat publik, atau diskusi dalam kancah akademisi.
“Tapi sampai saat ini perbincangan-perbincangan seperti itu memang tidak ada,” sambungnya.
Redenominasi rupiah adalah kebijakan pemotongan atau penyederhanaan nominal rupiah. Prinsip perubahan itu sebenarnya terjadi pada penyebutan nama. Jika diberlakukan sistem itu maka nilai mata uang Rp 1 sebanding dengan Rp 1.000. Atau uang Rp 100 nilainya setara dengan Rp 100.000.
Seperti diberitakan di beberapa media sebelumnya, bahwa Bank Indonesia melihat, perlu cukup waktu untuk menerapkan redominasi rupiah tersebut. Sebab nilai mata uang rupiah yang harus disederhanakan akan menjadi lebih kecil dibanding saat ini, namun tidak mengurangi nilai mata uang itu sendiri.
Meski rekomendasi itu adalah sesuatu yang sederhana. Namun tetap saja pemerintah dan semua elemen masyarakat harus bekerja keras untuk menyamakan persepsi.
Penulis: Melba