BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Kabut asap yang tak kunjung sirna telah membuat segala aktivitas di Riau, khususnya Pekanbaru terganggu. Tak hanya jadwal penerbangan di bandara terganggu, bahkan para siswa telah libur cukup lama sehingga aktivitas di sekolah lumpuh.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru, Prof Dr Ilyas Husti pun angkat bicara. Kabut asap yang saat ini menimpa bukan semata hanya akibat kebakaran hutan namun sudah menjadi teguran tuhan pada hambanya.
“Kalau dari sisi agama, ini satu bentuk laknat tuhan. Karena kabut asap akibat bakar hutan dengan sengaja,” katanya kepada bertuahpos.com, Senin (14/09/2015).
Dari perspektif agama Islam, Ilyas menjelaskan musibah tergolong dua. Yakni musibah yang disukai seperti nikmat yang menjadi ujian, serta musibah yang tidak disukai berupa bencana.
“Dan musibah yang tidak disukai ada tiga klasifikasi. Pertama berupa azab dan laknat tuhan kepada hambanya yang tak mensyukuri atas nikmatNya. Seperti para pembakar hutan, ini akibatnya,” ujar Ilyas.
Lalu ada musibah berupa peringatan, yang ditujukan yang maha kuasa bagi mereka yang lalai beribadah. “Sedangkan yang terakhir, yang ditujukan pada mereka yang tidak tahu menahu namun beramal soleh. Musibah ini menjadi bentuk ujian,” jabarnya.
Ilyas sebut saat ini tidak bisa mencari kambing hitam atas kabut asap yang menyebabkan puluhan ribu orang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Dirinya menghimbau agar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah bersinergi melakukan upaya menyelesaikan musibah ini.
“Apa yang bisa kita lakukan, laksanakan. Kalau jumpa lahan terbakar mari masyarakat bergotong royong padamkan. Tidak hanya menunggu pemerintah saja. Dan penegak hukum juga tegas menegakkan hukum jangan tebang pilih,” katanya.
Lalu yang terpenting selanjutnya yakni mencari akar permasalahannya untuk diselesaikan. “Cari akar permasalahannya, adili pembakar hutan walau pun itu perusahaan besar. Memang salat Istisqa perlu, tetapi kalau tidak diselesaikan akar masalahnya maka akan begini terus menerus. Tuhan maha mengetahui,” ujar Direktur Pasca Sarjana UIN Suska Riau ini. (Riki)