BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Ratusan masyarakat menyerbu kantor PLN Siak. Dalam aksinya masyarakat menuntut pemadaman yang terjadi hingga 10 kali dalam sehari ini agar bisa diberikan solusi. Adapun kerugian yang harus mereka rasakan berupa material dan perekonomian selama terjadinya pemadaman.
“Dalam sehari bisa sampai 10 kali matinya, ini sangat menganggu aktifitas kami, gimana kami mau kerja,”sebut Sukri kepada Bertuahposdilokasi senin (1/8/2016)
Lanjut ia mengatakan, pemadaman yang terjadi sejak akan datangnya wapres dalam kunjungannya ke Siak.”Mulai mati-mati ini pas mau datang Wapres, dan kami yang ada di kecamatan mempura ternyata dialihkan aliran kepelalawan,”sebutnya.
Sebagai informasi, kecamatan mempura yang berada diseberang ini tidak satu jalur lagi dengan Siak dan dialihkan. Sehingga masyarakat merasa di anak tirikan oleh pemerintah. Hal itu diutarakan Salim selaku warga mempura.
“Di gembar-gembor antara Siak dan Mempura sebagai kota kembar sama Bupati, tapi nyatanya apa kami yang dimempura merasakan mati segan, hidup tak mampu, kami seperti dianak tirikan, apa yang mau dibanggakan, aktifitas kami bahkan perekonomian kamipun terganggu,”ujar Salim dengan nada kesal.
Selain itu waraga yang telat membayar pertanggal 25 pihak PLN memutuskan aliran, “Bayar juga kami gak boleh telat, telat sehari aja dipasang stiker trus dimatikan saklarnya sama petugas PLN,”tangannya.
Masyarakat yang telah berkumpul sejak pukul 19.30 wib, pantauan Bertuahpos hingga pukul 22.04 wib pihak PLN belum menjumpai warga, sehingga teriakan kerap saja terdengar dan sesekali warga melempari atap kantor menggunakan batu atau botol.
“Pihak PLN ! Nyalakan lampu kami,”sorak mereka.
Dari informasi yang Bertuahpos dapat, jika sebelumnya terjadi pemadaman dimempura dikarenakan tanaman yang mengganggu jaringan pihak masyarakat sudah terima untuk menebangnya. “Pernah dikasih tau sama pihak PLN, sebab sering matinya karena tanaman yang mengganggu jaringan, dan itu sudah kami lakukan penebangan tanaman karet kami, tapi apa nyatanya mati-mati jugak,”ucapnya.
Merasa termarjinalkan, warga pada saat itu juga meminta agar kota Siak juga dipadamkan, sehingga saat demo berlangsung, PLN memilih mematikan aliran dikota Siak agar warga tidak bertindak anarkis.
Tampak polisi dan satpol PP berjaga-jaga di sekitaran kantor PLN. Demo yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini pun sontak membuat siak menjadi gelap gulita, tak lantas RSUD Tengku Rafi’an harus mengalami kegelapan.
Anggota DPRD, Sujarwo saat Bertuahpos temui mengatakan untuk malam ini Siak akan gelap sementara, “Malam ini padam semua,”sebutnya.
Kendati demikian, pihaknya akan memprioritaskan RSUD dan LP untuk hidup listrik. Menghindari situasi agar tidak memanas, pada saat itu anggota DPRD Sujarwo, Kapolsek Siak Rojali, Kasatpol PP Hady Sanjoyo, beberapa warga yang mewakili melakukan beberapa perjanjian mengenai PLN yang kerap saja padam.
Adapun perjanjian diantaranya, Siak dan mempura dijadikan satu jalur aliran listrik, lalu jika adanya pemadaman hendaknya diberi surat pemberitahuan, selain itu jika ingin melakukan pemadaman secara bergilir konsekuenya ialah 3 hari hidup 1 hari mati.
Surat perjanjian ditanda tangani oleh Anggota DPRD Sujarwo, KasatpolPP Hady Sanjoyo, Kapolsek Siak Rojali, dan supervisor PLN Siak pembangkit Riyanto, Supervisor Adm PP Nanda Ari Wibowo.
Setelah melakukan perjanjian, masa pun dihimbau untuk pulang kerumahnya masing-masing. Pantauan Bertuahpos pukul 22.45 wib RSUD Tengku Rafi’an terlihat gelap gulita.
Penulis : Ely