BERTUAHPOS.COM (BPC), TEMBILAHAN – Sebagai upaya untuk memperjuangkan permasalahan perkelapaan agar mendapat perhatian pemerintah pusat, Bupati Inhil, HM Wardan menemui Menteri Perdagangan RI, Rahmat Gobel, Selasa (26/5/2015) kemarin.
Dalam pertemuan ini, bupati didampingi Kepala Disperindag, Pahrolrozy, Kadis Perkebunan, Mukhtar T dan Kepala Dishubkominfo, Tantawi Jauhari.
Di hadapan menteri dan para dirjen, HM Wardan memaparkan seluruh potensi dan permasalahan kelapa di Inhil. Jelasnya, ada beberapa permasalahan yang tengah dihadapi petani kelapa di saat ini, yakni mulai dari persoalan harga sampai dengan tak produktifnya tanaman itu.
“Rata-rata tanaman kelapa kita sudah berumur tua. Ini salah satu penyebab menurunnya produksi kelapa itu,” cerita bupati.
Sejauh ini, kata Bupati ada beberapa upaya yang telah dilakukan. Antara lain melakukan penyisipan. Namun upaya-upaya itu belum dapat dikatakan maksimal mengingat keterbatasan anggaran daerah saat ini.
“Kami pikir salah satu cara mengatasinya dengan membuat resi gudang. Untuk itu kami berharap dukungan dari bapak Menteri,” pinta mantan Sekko Pekanbaru itu.
Jika hal itu bisa direalisasikan, maka satu persatu persoalan kelapa bisa teratasi. Dari sekitar 462 ribu hektar lahan perkebunan, umumnya pengelolaanya hanya dilakukan masyarakat. Itupun hanya sebatas buah kelapa saja, tak pada turunannya.
“Biasanya masyarakat membuat gula merah,” lanjutnya. Dengan tegas bupati memperkenalkan bahwa Inhil merupakan hamparan kelapa dunia yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
“Kalau untuk membangun gudangnya kami telah siapkan lahan sekitar 5 hektar disebelah Pelabuhan Parit 21 Tembilahan,” sebut Wardan.
Selain masalah itu, Bupati juga memaparkan persoalan lintas batas perdagangan. Inhil cukup terdapat banyak potensi-potensi perdagangan. Apalagi daerah itu berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
“Bisa dibayangkan kalau potensi itu bisa dimanfaatkan secara maksimal,” jelasnya. Tak hanya sektor kelapa, dan perdagangan. Inhil juga potensi terhadap sektor perkebunan lainnya, termasuk kawasan hutan Mangrove.
Menanggapi penyampaian bupati tersebut, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, berjanji akan mengupayakan apa yang sudah disampaikan bupati. Untuk segala sesuatunya pihak kementerian akan mempelajari dengan cermat segala usulan tersebut.
“Kita minta bapak bersabar. Kami akan pelajari dulu. Apalagi kalau masalah produk impor. Saat ini sedang banyak masuk dari daerah perbatasan,” jawabnya.
Rahmat Gobel siap untuk mendorong petani agar semakin sejahtera. Oleh sebab itu beberapa kebijakan akan diambilnya bagi kesejahteraan petani tersebut. (advertorial/ezy)