BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau dapat laporan bahwa sebanyak 600-an jiwa imigran di Pekanbaru tidak terdaftar di Kesbangpol. Laporan ini diterima Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman saat lakukan diskusi dengan Perwakilan United Nations High Commisioner fot Refugees (UNHCR) Indonesia dan Kesbangpol.
Laporan yang masuk ke Plt Gubri, dari 850 jiwa imigran pencari suaka, hanya 200 yang resmi terdaftar. sedangkan sisanya sebanyak dinyatakan illegal. Sementara itu hasil laporan yang disampaikan UNHCR, jumlah imigran di Pekanbaru sebanyak 900-an
“Jadi 200 jiwa itu yang legal. Sisanya itu illegal,” katanya.
Dia menyebutkan informasi inilah yang dikemukakan Pemprov Riau kepada kepala Perwakilan UNHCR Thomas Vhargas. Supaya dalam waktu dekat pihak UNHCR bisa menangani masalah imigran ini. Terlepas dari itu, Andi Rachman tetap meminta kepada masyarakat Kota Pekanbaru jangan terlalu menganggap para imigran ini asing.
“Responnya biasa-biasa aja lah. Namanya pengungsi, apalagi illegal, kita kan tak tahu kondisinya bagaimana,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan United Nations High Commisioner fot Refugees (UNHCR) Indonesia Thomas Vhargas membantah bahwa tudingan terhadap sejumlah imigran di Riau adalah informasi yang tidak benar.
“Di negara mereka sendiri, mereka terlalu banyak mendapat tekanan dan ancaman, hingga mereka memutuskan untuk mencari suaka ke tempat lain. Artinya di negara orang mana mungkin mereka berani melanggar ketentuan hukum. Karena mereka sudah terlalu takut dengan keadaan di negaranya,” ujarnya, Rabu (11/02/2014).
Thomas menyebutkan kurang lebih ada sebanyak 11 ribu jiwa jumlah percari suaka di Indonesia. Jumlah ini adalah angka yang terdata di UNHCR. Dirinya meyakini bahwa jumlah ini masih dalam kategori tahap yang bisa dikelola. Sementara itu di Negara Thailand dan Malaysia terdapat lebih dari 100 ribu pengungsi, di Banglades lebih dari 200 ribu pengungsi.
“11 ribu jiwa yang ada di Indonesia adalah jumlah yang masih bisa diatur,” tambahnya.
Thomas meyakini bahwa para pengungsi ini adalah orang yang lari dari negara asalnya, dimana mereka merasa tidak lagi aman dengan kondisi di negaranya tersebut. Organisasi dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ini menyebutkan hingga saat ini pihaknya terus berupaya untuk mencari solusi.
“Kami benar-benar sudah menjelaskan kepada pemerintahan Riau, untuk menepis persepsi di tengah masyarakat. Hal yang terjadi saat ini banyaknya masyarakat yang tidak mengerti apa itu pengungsi dan apa yang mereka lakukan di sini,” tambahnya. (melba)