BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Nama John Kei kembali menggegerkan lingkaran kriminal di Tengah Air.
John Kei kembali ditangkap polisi atas dugaan terlibat dalah sebuah aksi pengeroyokan hingga menewaskan Yustus Corwing Mei (46).
“Untuk JK (John Kei) sementara kita amankan karena yang bersangkutan berada di lokasi kejadian,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Polisi Tubagus Ade Hidayat saat dikonfirmasi di Jakarta.
Ade belum dapat menjelaskan motif perusakan rumah dan pengeroyokan yang menewaskan pemuda bernama Yustus Corwing Kei itu.
Ade menuturkan polisi masih mendalami motif tindak pidana yang diduga dilakukan kelompok John Kei.
Siapa John Kei
John Kei Lahir di Maluku Utara dari orang tua yang berlatar belakang petani. “(Dalam kondisi) miskin,” ujarnya saat di wawancara secara eksklusif oleh Andy F Noya dalam sebuah program acara Kick Andy.
Kisah hidup John Kei ini ditayangkan dalam sebuah akun YouTube Kick Andy Show dalam 4 video bersambung, yang dipublis April 2019 lalu.
Andy F Noya menjumpai John ke di Lapas Nusa Kambangan. Saat itu dia mengulik tentang kehidupan kelam John Kei sampai dia harus mendekap di penjara. Selama menjalani masa di penjara, kehidupan John Kei berubah drastis.
“Masa kecil saya, saya sekolah di SD, setiap pulang sekolah senior kita adu untuk berantem. Satu lawan satu. Kalau kalau dua lawan satu. Jadi saya dari kecil sudah ‘hobi’ berkelahi,” ujarnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di SD, John Kei melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMEA. Hal itu ternyata bertentangan dengan keinginannya yang sangat ingin masuk sekolah teknis atau STM.
“Karena sudah tidak sesuai dengan keinginan, akhirnya saya (di sekolah) berantem. Akhirnya putus sekolah saat ingin naik ke kelas dua di SMEA,” kata John Kei.
Saat pindah ke Jakarta, John Kei mengambil paket untuk mendapat ijazah sampai tingkat SMK. Dia sudah berencana untuk berkuliah. Namun karena kasus hukum yang menderanya, sehingga membuat dia mengurungkan niat sementara untuk kuliah dan mendekam di Nusa Kambangan.
“Ya, mungkin tuhan berkehendak lain,” ujarnya sambil tertawa.
Flashback pada tahun 2012 lalu pernah terjadi kasus pembunuhan sadis di sebuah kamar hotel di Jakarta. John Kei merupakan salah satu pelakunya, dan dijatuhi hukuman 16 tahun penjara.
Kehidupan John Kei selama di lapas Nusa Kambanhan berubah drastis. Dia merasa kehidupannya lebih baik dan menemukan jalan terang.
Dia menilai jalan hidupnya yang baru, rasa peduli dalam dirinya muncul, dia mempelajari keterampilan khusus seperti membatik dan menyablon.
“Saya 6 bersaudara. Umur 18 tahun merantau ke Surabaya untuk memperbaiki nasib. Sampai di Surabaya bertemu saudaranya dan numpang tinggal. Karena tidak cocok saya pindah dan tidur di jalanan,” katanya.
Suatu ketika, John Kei ribut dengan seorang tukang bakso, lalu dia pindah ke Jakarta ke tempat saudara. Tahun 1992 sempat menjadi security di salah satu hotel dan kafe.
Terjadi sebuah keributan dan dia pukul dari belakang. John Kei pulang ke rumah, ambil golok.
“Saya tidak berniat membunuh, saya hanya mau kasih dia putus tangan. Tapi ternyata kena leher. Yang lain saya kejar, lalu saya balik dan saya pototong lagi kakinya,” kata John Kei dalam video itu.
“Waktu itu saya tak menyesal. Saya merasa jago kalau saya bunuh orang. Ini awal mula saya bunuh orang. Saya buron 1 minggu lalu saya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya.”
Setelah bebes dari penjara dia terjerumus dalam dunia narkoba. Saat itulah John Kei benar-benar terjurumus dalam lembah hitam.
“Pesan orang tua saya, kalau kamu merantau jangan merampok jangan mencuri, kalau berantem itu hal biasa. Namun setelah tahu dengan kehidupan saya, mereka hanya pesan, ‘sudah jangan berkelahi lagi kasian anak-anak mu’. Saya cuma bilang, ini kehidupan. Ada kalanya satu benhenti, tapi sekarang belum,” kata John Kei kepada orang tuanya.
“Mama selalu nangis. Tapi kalau tidak begitu bagaimana saya bisa hidup. Saya pernah jelaskan ke Mama. Saya melakukan ini untuk mengangkat derajat keluarga. Saya tak mau anak-anak saya miskin seperti saya. Kalau saya dianggap sampah masyarakat, tapi saja juga punya hati penuh kasih. Saya sering membantu saudara-saudara saya.”
“Prinsipnya, saya tak pernah ganggu orang. Saya selalu baik, tapi kalau dia jahat kepada saya, saya akan tunjukkan kalau saya lebih jahat dari orang itu. Saya cuma tak mau diganggu.”
Dalam pengakuan kepada Andy F Noya, selama hidup John Kei sudah membunuh banyak orang. Namun dia tak ingin mengingat masa-masa kelam itu. “Kalau ditanya seperti itu, saya hanya bisa jawab sudah pernah membunuh lebih dari 1 orang.”
Yang membuat John Kei berubah, dia pernah ditempatkan sendirian di satu penjara. Saya berontak, tak ada yang menolong dan tak ada yang peduli. Dia kemudian diberikan al-kitab dan membacanya.
“Saat membaca al-kitab, memang bisikan setan itu banyak sekali. Pada saat sendiri di dalam penjara ada bisikan hati, ‘John Kei, ngapain kamu sendirian baca al-kitab, bunuh diri saja kamu’. Bisikan ini sangat jelas,” katanya.
“Tapi, saya sadar. Kalau saya mati, saya mau masuk surga, tak mau masuk negara. Nah, disitulah saya ambil al-kitab dan membacanya dengan penuh penghayatan.”
Satu keputusan yang membuatnya semakin kuat untuk memperbaiki diri, kata John Kei, dia harus menjadi pelayanan tuhan. “Kalau saya mau masuk surga, maka saya harus melakukan pekerjaan menuju surga,” ungkapnya.
Wawancara dengan John Kei dilakukan Andi F Noya dibagi dalam 4 sesi berseri. Dalam video-video ini, John Kei membongkar semua perjalanan hidupnya dari masa kelam hingga penuh kepedulian. (bpc3)