BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Setiap siswa yang bersekolah di Sekolah Menegah Umum Negeri (SMUN) 3 Rumbai, diwajibkan untuk membayar sumbangan sebesar Rp 200 ribu. Sumbangan tersebut dikumpulkan untuk membangun beberapa ruang kelas sementara, di seputar reruntuhan bangunan sekolah yang terbakar.
 Â
Sumbangan wajib yang dibebankan kepada seluruh orang tua siswa tersebut dinilai kurang pantas dilakukan pihak sekolah. Pasalnya, pembangunan ruang kelas / sekolah itu bukanlah tanggung jawab siswa, melainkan tanggung jawab Pemerintah.
 Â
Seperti yang sampaikan, salah satu orang tua siswa yang tidak ingin disebutkan namanya, Minggu (7/12/2014) kemarin. Menurutnya, sumbangan sebesar Rp 200 ribu yang dibebankan kepada seluruh siswa SMUN 3 ini, tidak seharusnya dilakukan oleh pihak sekolah. Sebab, sumbangan ini tentunya akan menambah beban orang siswa, terutama bagi orang yang kurang mampu.
“Pembangunan ruang kelas itu kan bukan tanggung jawab kami, tetapi kenapa harus kepada kami para orang tua siswa yang dibebankan. Bukannya sekolah itu tanggung jawab pemerintah,” katanya.
 Â
Ia pun meminta kepada Pemerintah Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau, untuk meluruskan dan mengklarifikasi kembali terkait keinginan pihak sekolah yang akan membangun ruang kelas tersebut.
“Bagi kami sebenarnya tidak ada masalah dengan sumbangan itu, tetapi alangkah baiknya jika pihak sekolah menunggu dulu keputusan dari pemerintah bagaimana tentang kelanjutan pembangunan sekolah ini. Agar, jangan sampai sumbangan itu nantinya menjadi masalah baru bagi pihak sekolah, dan otomatis akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar anak-anak kami yang bersekolah disana,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi III, DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri, menghimbau kepada pihak sekolah dan komite SMUN 3 Rumbai, untuk mengkaji terlebih dahulu terkait pembangunan ruang kelas tersebut. Karena ia khawatir kebijakan yang telah disepakati ini akan menyebabkan nada sumbang dari beberapa orang tua siswa.
“Kalau memang sudah disepakati oleh seluruh orang tua siswa, sebaikanya di koordinasikan kembali, karena kita masih mendengar adanya keluhan-keluhan terkait sumbangan itu. Jangan sampai hal ini nantinya menjadi bumerang bagi pihak sekolah itu sendiri,” kata Aidil. (syawal)