Dumai salah satu daerah paling diuntungkan dengan kehadiran Tol Permai. Optimisme masyarakat dan pemerintah daerah tumbuh searah, kian yakin bahwa geliat kepariwisataan perlahan bangkit meski pandemi Covid-19 masih menjangkit.
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pagi itu, sekitar pukul 07.30 WIB, Khairul bergegas masuk ke mobil Kijang Innova silver, setelah memastikan jendela dan pintu rumahnya di kawasan Sail, Pekanbaru itu, terkunci rapat. Di dalam mobil itu, lebih dulu duduk istri dan kedua anak perempuannya. Seketika itu pula, kendaraan yang membawa mereka, melaju membelah Jalan Jendral Sudirman menuju ke Gerbang Tol Pekanbaru, pada 11 Februari 2021 (momentum libur Imlek).
Tujuan mereka untuk piknik di salah satu pantai di Kota Dumai. Menggelar tikar sembari menyantap bekal nasi, rendang, teri goreng cabe, sayur bayam dan kerupuk yang sudah disiapkan istrinya dari rumah.
Setelah menempel kartu e-money di On Board Unit (OBU) di Pintu Tol Pekanbaru, kendaraan yang ditunggangi Khairul dan keluarganya berjalan lurus di atas aspal mulus. Setiap pasang mata mereka mengamati seksama sekeliling dengan ragam ekspresi, heran, kagum, sesekali melontar tanya satu sama lain.
“Baru pertama melintas di sini (Tol Permai). Tak nyangka Riau punya fasilitas jalan seperti ini. Tapi sedikit agak kaku. Jalannya lurus tanpa hambatan, jadi harus konsentrasi penuh,” kata Khairul bercerita kepada Bertuahpos.com tentang pengalaman pertamanya melintas di Jalur bebas hambatan itu.
Suasana di dalam mobil seketika riuh saat kendaraan mereka melintas di seksi II (Minas-Kandis Selatan), kawasan pusat pelatihan gajah Minas, Bengkalis di bawah naungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Ada dua ekor gajah dewasa yang ketika itu sedang duduk berteduh di bawah pohon rindang. Meski jaraknya cukup jauh, mereka tetap bisa melihat dengan jelas kedua gajah itu mengibaskan ekor dan memainkan belalainya.
Sepanjang perjalanan, mereka disuguhi dengan luasnya hamparan kebun sawit yang menjadi ciri khas Riau selain Migas. Pukul 10.00 WIB kurang beberapa menit (sekira dua jam lebih sedikit), Innova silver yang dikendarai Khairul keluar dari Pintu Gerbang Tol Dumai, berbelok ke kanan menuju ke Kota Dumai. Khairul dan Istrinya sudah beberapa kali berkunjung ke daerah ini sebelum tol jadi. Tapi kedua anak perempuannya, ini kali pertama mereka sampai ke kota pelabuhan itu.
Tujuan mereka yakni Pantai Purnama yang ditempuh sekitar kurang dari satu jam dari Kota Dumai. Pantai yang menyuguhkan bentangan luas terbuka ke Selat Malaka. Pondok-pondok kayu di sana begitu menggoda, menawarkan kenikmatan angin laut sepoi, sambil menikmati indahnya alam yang seketika akan memancarkan kesan hangat dan romantis. Di sana lah Khairul sekeluarga habiskan waktu hingga sore menjelang, lalu beranjak pulang.
Sekilas Tentang JTTS Ruas Permai
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Pekanbaru-Dumai (Permai) dikelola oleh PT Hutama Karya yang secara resmi efektif beroperasi pada 25 September 2021 lalu. Tol Permai memiliki panjang 131.48 kilometer atau 81,70 mil yang terdiri dari enam seksi.
Di seksi I rute Pekanbaru-Minas dengan panjang 9,2 kilometer. Lalu di seksi II Minas-Petapahan, panjangnya 23,6 kilometer, seksi III Petapahan-Kandis Utara sepanjang 17,45 kilometer, di seksi IV dengan rute Kandis Utara-Duri Selatan, dengan panjang 28,95 kilometer. Sedangkan di seksi V yakni pada rute Duri Selatan-Duri Utara dengan panjang 27,23 kilometer, dan seksi VI, Duri Utara-Dumai sepanjang 25,05 kilometer.
Adapun nilai investasi yang digelontorkan HK untuk pembangunan jalan bebas hambatan ini senilai Rp 16,21 triliun dengan masa konsesi 40 tahun. Tak bisa dipungkiri bahwa Tol Permai cukup unik jika dibandingkan dengan kebanyakan jalan tol lainnya di Tanah Air, mengingat dilengkapi dengan empat terowongan (underpass) untuk perlintasan gajah sebagai bentuk harmonisasi infrastruktur dengan alam.
Terowongan gajah itu disiapkan dengan bentang 25 hingga 45 meter setinggi tinggi 5,1 meter serta tanaman hijau menyerupai habitat asli. Terowongan ini dibangun di seksi IV Kandis Utara–Duri yang melintasi Kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja dan Siak Kecil, yang merupakan koridor perlintasan Gajah Sumatera dengan jumlah populasi sekitar 50 ekor.
Dumai Paling Diuntungkan
Dumai, menjadi salah satu kota madya yang diuntungkan dengan hadirnya Tol Permai. Selain industri, daerah yang dominan memiliki objek wisata pantai ini perlahan kian ramai. Jika dulu hanya sebagai daerah tujuan bisnis kini Dumai banyak dikunjungi untuk tujuan wisata, terutama untuk warga yang berdomisili di wilayah Riau daratan, seperti Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, dan Kuantan Singingi.
“Gairah wisata di Dumai sangat jauh berbeda jika kita bandingkan sebelum dengan sesudah hadirnya Tol Permai. Data-data yang kami punya juga sangat jelas menunjukkan geliat pertumbuhan tingkat kunjungan wisatawan di kota itu,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat saat berbincang dengan bertuahpos.com, di ruangannya, pekan pertama Maret 2021.
Mau tak mau, memang harus diakui bahwa kehadiran Tol Permai telah berikan dampak signifikan terhadap banyak sektor. Menurut Roni, itu lah mengapa negeri pelabuhan ini sangat diuntungkan dengan hadirnya jalur bebas hambatan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Provinsi Riau, saat ini Dumai memiliki sekitar 13 pantai yang potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata bahari. Saat libur Hari Raya Imlek pada tanggal 11, 12 dan 13 Februari 2021, tingkat kunjungan wisatawan khusus ke Dumai saja berjumlah 6.800 lebih, dengan rute dominan yang ditempuh wisatawan yakni melalui Tol Permai. Sedangkan akumulasi 2020, tidak kurang dari 140 ribuan wisatawan datang ke Kota Dumai. “Lonjakan angkanya memang setelah Tol Permai dioperasionalkan untuk umum,” kata Roni.
Rata-rata tujuan wisatawan adalah objek wisata pantai. Dengan ramainya jumlah kunjungan wisatawan domestik itu, maka pantai-pantai yang sebelumnya tidak tereksplor, kini bahkan masuk dalam daftar rekomendasi. “Yang terkenal di Dumai itu memang Pantai Purnama,” jelasnya. Meski demikian pantai-pantai lain yang juga ramai dikunjungi yakni Pantai Pasir Koneng, Pantai Marina, Pantai Teluk Makmur, Pantai Pulai Bungkuk Indah, Pantai Panorama, Pantai Captain Elwin, Pantai Wisata Bahtera Alam Guntung, Pantai Akasia Indah Guntung, Pantai Legenda, dan beberapa pantai lainnya.
Berdasarkan catatan PT Hutama Karya sebagai pihak pengelola Tol Permai, dalam kurun waktu tiga hari libur Imlek 2021 lalu, tidak kurang ada 40.827 kendaran yang memanfaatkan fasilitas tol. Dengan rincian sebanyak 13.525 kendaraan (11 Februari), 13.393 kendaraan (12 Februari), menanjak menjadi 13.909 (13 Februari). Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan rata-rata per hari, yakni sekitar 10,5 ribuan kendaraan yang melintas di jalur Tol Permai,” kata Branch Manager Tol Permai Aa Gede Indrayana, kepada Bertuahpos.com, Rabu, 17 Maret 2021.
Dia mengungkapkan, sejak awal HK sudah menyatakan komitmen untuk mendukung pertumbuhan perekonomian daerah dari berbagai sektor dengan memberikan pelayanan maksimal agar masyarakat tetap merasa aman dan nyaman saat melintas di jalur bebas hambatan itu. Seperti menambah rambu-rambu lalu lintas, pemasangan marka kejut, serta hal-hal yang terutama berkaitan dengan kenyamanan dan keselamatan berkendara.
“Kami sudah menyediakan fasilitasnya, silahkan masyarakat dan pemerintah memanfaatkan fasilitas ini untuk mengangkat sektor pariwisata dan ekonomi daerah. Kami juga ikut bangka berkontribusi dalam banyak hal di daerah dengan hadirnya Tol Permai,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, Indrayana bertemu dengan Pemko Dumai melalui Dinas Pariwisata setempat. Pertemuan tatap muka itu masih terkait keikutsertaan pihak pengelola Tol Permai dalam memperkenalkan maupun mendukung Pariwisata, baik tempat-tempat wisata baru maupun kulinernya.
Sedangkan untuk menunjang geliat pertumbuhan sektor ekonomi kreatif, pihaknya telah menyediakan rest area sementara yang kini telah difungsikan oleh UMKM. Selain itu, tempat ini juga diharapkan dapat dipakai sebagai sarana untuk promosi maupun informasi lokasi kuliner maupun wisata. “Apalagi, sekarang sangat banyak bermunculan lokasi-lokasi wisata dan kuliner baru, di Dumai khususnya,” sebut Indrayana.
Jika melintas di Tol Permai, mampirlah ke rest area, di sana sudah banyak menjual makanan khas Dumai maupun makanan khas daerah lain di Riau. “Harapan kami begitu rest area permanen sudah berdiri, di sana akan banyak lagi memperkenalkan makanan maupun cinderamata yang bisa dijual. Ini adalah wujud HK dalam membangkitkan ekonomi masyarakat dan UMKM dengan keberadaan Tol Permai,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu, melancong ke Kota Dumai memang tak melulu soal bisnis dan industri, meskipun aktivitas ekonomi di daerah ini tergolong pesat. Hal itu terlihat jelas saat menelusuri Dumai dengan ruko-ruko dan pemukiman padat. Sektor perhotelan, kuliner, juga kian terangkat sejak Tol Permai beroperasi. Selain industri, sektor pariwisata tentunya makin seksi. Pemerintah Kota Dumai sejak dulu sudah ancang-ancang untuk menangkap peluang bagaimana pariwisata baru tumbuh dan berkembang.
“Selain pantai, kami dari Pemko Dumai juga telah merancang pengembangan wisata budaya, sejarah dan religi. Artinya orang yang datang ke kota ini tak hanya menikmati suguhan alam di pinggir pantai, tapi juga mengenal sejarah serta pendalaman spiritual,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Syamsuddin kepada Bertuahpos.com, Jumat, 19 Maret 2021.
“Sejak Tol Permai dibuka memang luar biasa tingkat kunjungan orang. Termasuk jumlah orang yang mengunjunginya objek wisata di Dumai. Memang yang agak banyak dilirik, pantai. Terutama Pantai Komeng. Pantai Purnama ada juga,” sambungnya.
Perbandingan tingkat kunjungan wisatawan memang terlihat dari sebelum dan sesudah adanya Tol Permai. Terutama di hari-hari libur nasional dan weekend. Sejauh ini, kata dia, Pemko dan masyarakat Dumai berharap kunjungan wisatawan ke daerah itu semakin meningkat seiring dengan berlalunya pandemi corona, dengan segala faktor pendukungnya.
“Upaya lain yang biasa kami lakukan tentu dengan terus membangun di kawasan objek wisata, baik itu dari sisi infrastruktur, termasuk program-program pemerintah yang diselaraskan dengan dengan pengembangan pariwisata,” tuturnya.
“Tahun ini kami baru selesai membangun pusat kuliner di Kota Dumai, dan sekarang tinggal menunggu Perwako untuk operasional. Jadi setiap tahun selalu ada pembangunan yang dilakukan pemerintah untuk menunjang perbaikan sektor ini. Dengan keberadaan Tol Permai, tentu lah harapannya sektor ini semakin berkembang ke depan,” ungkap Syamsuddin.
Wisata Kian Menggeliat, Ekonomi Masyarakat Terangkat
Keberadaan Tol Permai, sektor wisata dan ekonomi kerakyatan, menurut Kepala Disparekraf Provinsi Riau Roni, adalah sebuah korelasi yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Sektor Migas yang tak lagi manis, membuat pemerintah daerah mengalih-tumpuan pada perkebunan sawit melalui dana bagi hasil, namun sayangnya, hingga kini belum ada kabar yang menggembirakan. Tak berhenti sampai disitu, cara lain pun ditempuh agar perekonomian daerah sebisa mungkin tetap bergairah. Hingga jatuh lah pilihan pada sektor pariwisata yang dianggap banyak pihak sangat menjanjikan.
Sejak beberapa tahun lalu, BI telah menyatakan dukungan kepada Pemda untuk pengembangan sektor pariwisata, dengan analisis ragam potensi, yang mana salah satu dorongan terpenting adalah akses yang mumpuni. Termasuk lah prediksi daerah-daerah yang ‘menang banyak’ dengan hadirnya Tol Pekanbaru-Dumai. Diantaranya Kota Dumai sendiri, Siak, Bengkalis dan Rokan Hilir. Namun sayang, kata Decymus, gairah wisata di daerah belum bisa pulih optimal seperti harapan akibat terpaan pandemi virus asal Wuhan (Covid-19).
“Menetapkan pariwisata sebagai salah sektor untuk menopang perekonomian daerah merupakan langkah yang tepat,” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau Decymus di Pekanbaru, akhir Februari lalu.
Geliat pariwisata di Dumai dan daerah lain di Riau sama seperti suntikkan vaksin pada sektor ekonomi kreatif. Dengan sendirinya akan tercipta imunitas perekonomian masyarakat sekitar lantaran terciptanya transaksi. Semakin banyak orang berkunjung, semakin besar nominal transaksi yang terjadi, maka semakin kuat ekonomi masyarakat di tempat wisata itu. Kehadiran Tol Permai tak ubahnya seperti menerabas ruang yang sebelumnya terhalang jarak dan waktu.
“Tanpa kita sadari sudah banyak munculnya UMKM dan usaha kreatif baru di daerah itu. Tak hanya wisata, hampir semua sektor ekonomi bergerak. Cafe, kriya (hasta karya), sektor kelautan, perkebunan juga ikut terangkat. Tol pasti akan menjadi pilihan pertama sebagai sarana transportasi angkutan karena waktu dan jarak menjadi lebih pendek. Artinya, mobilitas ekonomi menjadi lebih cepat, dan yang paling penting, keberadaan tol dengan sendirinya akan memangkas ekonomi biaya tinggi,” sambungnya.
Gubernur Riau Syamsuar sejak awal sudah begitu yakin akan hal ini. Tingginya mobilitas masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas Tol Permai saat ini sudah terjadi. Selain Dumai, dia mendorong daerah-daerah lain yang bersentuhan langsung dengan jalur ini untuk menyusun strategi, terutama dalam hal ‘menjual’ pariwisata.
“Saya yakin, pasti tak hanya di Dumai pariwisatanya menggeliat, Pantai Rupat Utara di Bengkalis juga akan tumbuh dan akan menjadi sasaran kunjungan wisatawan. kabupaten/kota sebaiknya menyusun program strategis yang sejalan dengan hadirnya Tol Permai ini,” kata Syamsuar.
Sejalan dengan itu, sektor UMKM juga diyakini akan maju. Sebab realitasnya sektor angkutan barang dan jasa lebih dominan memanfaatkan fasilitas infrastruktur ini. Artinya dengan meningkatnya kunjungan orang ke suatu wilayah (Dumai) maka meningkat pula perputaran uang melalui transaksi hingga ke lapisan terkecil. Dia berharap besar sektor pariwisata di daerah ini kian Permai, dengan kehadiran Tol Pekanbaru-Dumai. (bpc2)