BERTUAHPOS.COM (BPC), BAGANSIAPIAPI – Saat ini umat muslim di seluruh dunia di hantam berbagai cobaan, melalui media massa tampak jelas kekejaman para penjajah yang menginjak dan menginvasi serta tak segan membunuh dengan mengatasnamakan kemanusiaan. Palestina, Suriah, merupakan salah satu contoh dari banyaknya kekerasan yang diterima umat muslim di dunia, belum lagi muslim Uighur, kasus muslim di Chechnya, Somalia begitu banyak saudara sesama muslim yang menerima tindakan diskrimatif yang dilakukan secara terangan, bagaikan fenomena gunung es, tentu masih banyak dan besar yang tidak tampak dibandingkan yang tampak.Â
Indonesia sendiri dengan umat muslim yang lebih dari 80% juga tidak luput dari beberapa aksi yang seolah mendiskreditkan umat muslim di tanah sendiri, mulai dari fakta sejarah yang tidak pernah terungkap secara nyata kebenarannya, hingga beberapa aksi yang belakangan juga turut menyebabkan kontroversi di tengah masyarakat. Tentu yang paling baru sendiri adalah mengenai pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang masih hangat hingga saat ini. Bahkan dengan terang – terangan pemerintah melalui Mendagri memberikan ancaman serius berupa teguran hingga pemecatan jabatan kepada mereka yang saat ini mantan alumni HTI, bahkan bisa dikatakan layaknya memburu tokoh komunis atau teroris.Â
Lantas, bagaimana sikap seorang muslim menghadapi hal tersebut?
Bagi seorang muslim wajib untuk patuh dan taat kepada seorang pemimpin selagi ia masih memiliki keimanan yang sama, agama yang sama, bahkan sangat dilarang adanya tindakan – tindakan tercela yang saat ini populer dengan makar.Â
Hal ini disampaikan oleh ustaz Bachtiar di Masjid Al Khairiyah Jalan Madrasah, Bagansiapiapi.Â
“Selama ia muslim, wajib bagi kita patuh dan taat, selama tidak mengarah pada unsur kemaksiatan, jangan ada membantah,” ujarnya.Â
Ustaz Bachtiar juga menyebutkan bahwa seorang pemimpin mempunyai tugas yang cukup berat untuk memimpin orang dengan jumlah yang besar, sehingga sangat wajar jika terjadi khilaf dalam diri seorang pemimpin. Namun sebagai muslim tugas utama adalah mendoakan agar pemimpin tersebut selalu berada di jalan Allah Ta’ala.Â
Baca:Â Rasulullah Itu Tampan Sekali !
Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwasanya sangat tidak layak bagi muslim untuk mencaci pemimpin, karena pada dasarnya seorang pemimpin merupakan cerminan dari rakyat yang dipimpin itu sendiri.Â
“Khalifat Ali bin Abi Thalib pernah dikritik oleh seseorang karena tidak mampu menjadi layaknya kepemimpinan Khalifah sebelumnya seperti Umar bin Khattab. Tau apa jawaban Ali? Bagaimana mungkin aku bisa menjadi seperti Umar sementara umat Umar bin Khattab berbeda dengan umatku. Jika kalian ingin aku seperti Umar, maka kalian juga harus seperti umatnya Umar,” ujarnya, Jumat (28/7/17).
Ini mengindikasikan bahwa apapun kesalahan pada pemimpin tentu tidak lepas dari peran yang dipimpin. Oleh sebab itu alangkah lebih bijaknya sebagai umat muslim mendoakan pemimpin muslim kita agar selalu dalam ridho Allah Ta’ala. (bpc12)