BERTUAHPOS.COM – Banyak warga lebih memilih menggunakan Wi-Fi publik gratis saat bepergian. Meskipun praktis dan murah, pilihan ini membawa risiko keamanan siber yang serius.
Kepala strategi produk di Nord Security, Vykintas Maknickas, menjelaskan bahwa berbagai masalah keamanan siber sangat potensial terjadi jika serampangan menggunakan Wi-Fi publik.
“Salah satu contohnya adalah serangan man-in-the-middle, di mana penjahat dapat mencegat komunikasi antara perangkat Anda dan jaringan Wi-Fi. Mereka dapat mengintip aktivitas Anda, mencuri data, atau memasang malware,” ujarnya.
Penjahat juga dapat mencuri cookie sesi dan mendapatkan akses tidak sah ke akun pengguna. Selain itu, ada berbagai teknik lain yang digunakan peretas untuk menyalahgunakan Wi-Fi publik.
Misalnya, mereka dapat menyiapkan hotspot jahat, yaitu jaringan Wi-Fi palsu yang meniru jaringan asli. Saat pengguna terhubung ke hotspot jahat ini, penyerang dapat mengakses perangkat dan mencuri data.
Statistik menunjukkan bahwa 58% orang Amerika menggunakan Wi-Fi publik gratis saat bepergian. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para ahli keamanan.
Salah satu serangan yang mengkhawatirkan adalah serangan kembaran jahat. Serangan ini melibatkan pembuatan jaringan dengan nama yang sama seperti jaringan Wi-Fi publik yang sah, seperti di hotel atau kafe.
Pengguna yang terhubung tanpa sadar ke jaringan ini memberikan kesempatan bagi penyerang untuk menyadap komunikasi mereka.
Terakhir, peretas dapat menggunakan perangkat lunak khusus untuk “mengendus” data yang dikirimkan melalui jaringan Wi-Fi publik. Jenis serangan ini dikenal sebagai “sniffing”.
Dengan banyaknya ancaman ini, pengguna Wi-Fi publik harus lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi data pribadi mereka.***
Sumber: republika.co.id