Kasus penyakit sapi ngorok di Rohul hingga kini sudah mencapai 451 ekor. Jumlah hewan ternak yang mati tercatat juga terus meningkat, dari sebelumnya hanya puluhan, kini sudah mencapai ratusan.
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kasus penyakit sapi ngorok septicaemia epizootuca (SE) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, sudah kian mengkhawatirkan.
Berdasarkan Data yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, hingga kini tercatat sudah 451 ekor hewan ternak di daerah ini terjangkit penyakit sapi ngorok.
Dari jumlah tersebut, terdapat 119 ekor hewan ternak mati dan 332 ekor lainnya harus dipotong paksa.
Subkor Kelembagaan Sumber Daya Kesehatan Hewan dan Pengawasan Obat Hewan PKH Provinsi Riau, drh Revalita Budiani menjelaskan, data tersebut tercatat per tanggal 16 November 2022.
“Dari 451 ekor itu ada karena potong paksa, ada juga disebabkan kematian karena penyakit,” katanya.
Dia menambahkan, kasus penyakit sapi ngorok di Rohul ini terdapat di Kecamatan Rambah dan Bangun Purba Rohul.
Sebagaimana dijelaskan, di Bangun Purba ada 415 populasi hewan kerbau masyarakat yang mana, mayoritas kerbau – kerbau ini diternakkan di tiga kawasan padang rumput luas. Yakni jalangan panjang, jalangan pasir siabu serta pulau hotang.
Sedangkan untuk di Kecamatan Rambah populasi hewan ternak kerbau terdapat di Desa Menaming dan Tanjung Belit sebanyak 250 ekor.
Tim diobservasi Dinas PKH Riau merekomendasikan penutupan sementara lokasi jalangan kerbau terdapat kasus kematian disebabkan penyakit SE. Sementara hewan kerbau yang mati sudah dikuburkan. Ada pun dua jalangan kerbau lainnya yang lokasinya tidak berjauhan dari tempat jalangan yang banyak ditemukan kerbau mati juga langsung diisolasi.
Selain itu, sampel tulang, pulmo kerbau yang mati dikirim ke Laboratorium Balai Veteriner (Bvet) Bukittinggi Sumatera Barat.
Untuk penyakit, menurut Revalinda saat itu sudah dipastikan disebabkan karena penyakit SE, berdasarkan ciri-ciri fisik. Seperti kesulitan bernapas, terdengar seperti mendengkur. Mengalami demam tinggi dan diare yang disertai dengan darah.
Kemudian terlihat pembengkakan di bagian kepala, bagian bawah dada, kaki, atau pangkal ekor. Bagian selaput lendir lidah juga terlihat membengkak dan berwarna merah kebiruan.
“Pengiriman sampel untuk menguatkan hasil penyakit. Tapi secara fisik sudah bisa kita lihat itu penyakit sapi ngorok,” ungkap Revalinda.***