BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU —
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat jumlah penduduk laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan di Riau. Hal ini berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020.
Menurut Kepala BPS Riau Misparuddin, sensus penduduk 2020 telah mencatat jumlah penduduk laki-laki di Provinsi Riau sebanyak 3,27 juta jiwa,
atau 51,25% dari penduduk Provinsi Riau.
Sementara, jumlah penduduk perempuan di
Provinsi Riau sebanyak 3,12 juta orang, atau 48,75% dari penduduk Provinsi Riau.
“Dari kedua informasi tersebut, maka rasio jenis kelamin penduduk Provinsi Riau sebesar 105, yang artinya terdapat 105 laki-laki per 100 perempuan di Provinsi Riau pada tahun 2020,” ungkapnya.
Misparuddin berujar, secara rasio jenis kelamin bervariasi menurut kelompok umur. Pada kelompok usia hingga menjelang 30 tahun, jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan.
Begitu pula pada kelompok umur 35 hingga 74 tahun. Namun pada kelompok umur 30-34
tahun dan 75 tahun ke atas, jumlah laki-laki lebih sedikit daripada jumlah perempuan.
Dijelaskannya, untuk rasio jenis kelamin pada umur 75 tahun ke atas yang sebesar 97 mengindikasikan bahwa jumlah penduduk lansia perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk lansia laki-laki.
Hasil SP2020 menunjukkan rasio jenis kelamin di level Provinsi Riau selaras dengan level
nasional, yaitu penduduk laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.
Pola ini berlaku sama untuk seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Riau. Untuk jelasnya gambaran rasio jenis kelamin menurut kabupaten/kota.
Pekanbaru Mendominasi Pertumbuhan Penduduk di Riau
BPS Provinsi Riau juga mencatat bahwa pertumbuhan penduduk Riau dalam 10 tahun terakhir masih terpusat di Ibu Kota Provinsi Riau yakni Pekanbaru.
“Riau dengan luas daratan Provinsi Riau sebesar 87,02 ribu kilometer persegi, maka kepadatan penduduk Provinsi Riau sebanyak 73 jiwa per kilometer persegi,” tutur Misparuddin.
Dia menambahkan, angka ini meningkat dari hasil sensus penduduk pada 2000 yang mencatat kepadatan penduduk Provinsi Riau sebanyak 45 jiwa per kilometer persegi dan hasil sensus penduduk 2010 yang mencapai 64 jiwa per kilometer persegi.
“Sebaran penduduk Provinsi Riau masih terkonsentrasi di Kota Pekanbaru. Meskipun luas geografis hanya sebesar 0,73 persen wilayah Provinsi Riau, namun Kota Pekanbaru dihuni oleh 0,98 juta jiwa atau 15,38 persen penduduk Provinsi Riau,” ungkapnya.
Misparuddin berujar, sebaran penduduk terbesar kedua terdapat di Kabupaten Kampar dengan jumlah penduduk sebanyak 0,84 juta jiwa (13,16 persen). Sementara Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kota Dumai mempunyai sebaran penduduk di bawah 5 persen penduduk Provinsi Riau.
BPS Provinsi Riau telah memaparkan penambahan jumlah penduduk di Riau hingga 855,72 ribu jiwa dalam kurun waktu 10 tahun atau satu dekade belakangan ini. berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan pada bulan September 2020 lalu jumlah penduduk Provinsi Riau terus mengalami peningkatan.
“Hasil SP (Sensus Penduduk 2020) dibandingkan dengan SP 2010 memperlihatkan penambahan jumlah penduduk sebanyak 855,72 ribu jiwa atau rata-rata sebanyak 85,57 ribu setiap tahun,” jelasnya dalam penyampaian resmi, Jumat, 22 Januari.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2010-2020), laju pertumbuhan penduduk Provinsi Riau sebesar 1,40% rata-rata per tahun. Terdapat perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,18% jika dibandingkan dengan Laju Pertumbuhan Penduduk pada periode 2000-2010 yang sebesar 3,58%.
Misparuddin menjelaskan, perlambatan LPP pada periode 2010-2020 dibandingkan dengan dasawarsa sebelumnya dikarenakan meningkatnya daya tarik migrasi penduduk ke Provinsi Riau di periode 2000-2010, di antaranya pembukaan lahan perkebunan karet dan kelapa sawit secara masif serta tersedianya lowongan pekerjaan dari berbagai sektor ekonomi antara lain sektor pertambangan minyak dan gas bumi, industri pengolahan dan perkebunan.
Sementara pada periode 2010-2020, migrasi penduduk ke Provinsi Riau mengalami penurunan dibandingkan dekade sebelumnya. Dalam periode ini terjadi fenomena penutupan dan pengalihan lokasi beberapa perusahaan besar.
“Pada periode ini juga terjadi alih fungsi perkebunan karet menjadi perkebunan sawit yang mengakibatkan pengurangan jumlah tenaga kerja,” jelasnya.
Selanjutnya, ujar Misparuddin, rencana alih operasi blok rokan dari PT. Chevron Pacific Indonesia pada tahun 2021 juga turut menyumbang perlambatan laju pertumbuhan penduduk.
“Khusus untuk daerah perkotaan, pandemi Covid-19 mengakibatkan banyaknya lokasi kos-kosan/kontrakan mahasiswa perguruan tinggi yang ditinggalkan penghuni ke daerah asalnya,” ungkapnya.
Jumlah Penduduk Riau Bertambah 855,72 Ribu Jiwa dalam 1 Dekade
BPS Riau juga mencatat terdapat penambahan jumlah penduduk di Riau hingga 855,72 ribu jiwa dalam kurun waktu 10 tahun atau satu dekade belakangan.
Menurut Misparuddin, berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan pada bulan September 2020 sebanyak jumlah penduduk Provinsi Riau terus mengalami peningkatan.
“Hasil SP (Sensus Penduduk 2020) dibandingkan dengan SP 2010 memperlihatkan penambahan jumlah penduduk sebanyak 855,72 ribu jiwa atau rata-rata sebanyak 85,57 ribu setiap tahun,” jelasnya dalam penyampaian resmi, Jumat, 22 Januari.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2010-2020), laju pertumbuhan penduduk Provinsi Riau sebesar 1,40% rata-rata per tahun. Terdapat perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,18% jika dibandingkan dengan Laju Pertumbuhan Penduduk pada periode 2000-2010 yang sebesar 3,58%.
Misparuddin menjelaskan, perlambatan LPP pada periode 2010-2020 dibandingkan dengan dasawarsa sebelumnya dikarenakan meningkatnya daya tarik migrasi penduduk ke Provinsi Riau di periode 2000-2010, di antaranya pembukaan lahan perkebunan karet dan kelapa sawit secara masif serta tersedianya lowongan pekerjaan dari berbagai sektor ekonomi antara lain sektor pertambangan minyak dan gas bumi, industri pengolahan dan perkebunan.
Sementara pada periode 2010-2020, migrasi penduduk ke Provinsi Riau mengalami penurunan dibandingkan dekade sebelumnya. Dalam periode ini terjadi fenomena penutupan dan pengalihan lokasi beberapa perusahaan besar.
“Pada periode ini juga terjadi alih fungsi perkebunan karet menjadi perkebunan sawit yang mengakibatkan pengurangan jumlah tenaga kerja,” jelasnya.
Selanjutnya, ujar Misparuddin, rencana alih operasi blok rokan dari PT. Chevron Pacific Indonesia pada tahun 2021 juga turut menyumbang perlambatan laju pertumbuhan penduduk.
“Khusus untuk daerah perkotaan, pandemi Covid-19 mengakibatkan banyaknya lokasi kos-kosan/kontrakan mahasiswa perguruan tinggi yang ditinggalkan penghuni ke daerah asalnya,” ungkapnya. (bpc2)