BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Gubernur Riau Syamsuar mengungkapkan, hingga kini perekonomian Riau masih ditopang oleh sektor primer berbasis sumber daya alam.
Hal itu diungkapkannnya dalam Webinar: Merayu APBN untuk Infrastruktur Riau Lebih Baik, yang ditaja oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Riau, di ruang Riau Command Center di lantai dasar Menara Lancang Kuning, Kompleks Perkantoran Gubernur Riau, Selasa, 11 Agustus 2020.
“Sektor tersebut antara lain, pertanian, perkebunan dan kehutanan, serta sektor pertambangan. Kontribusi Riau terhadap nasional pada sektor-sektor tersebut cukup signifikan,” kata Syamsuar.
Dirincikan, bahwa sektor perkebunan yang memang memberikan kontribusi besar masih pada komoditi kelapa sawit, kelapa, karet dan sagu. Sawit misalnya, hingga kini tercatat sekitar 2,8 juta hektare dengan jumlah produksi 9,2 juta ton lebih.
“Kami berani mengklaim bahwa sumbangan produksi dari Riau terbesar se-Indonesia, dan kontribusi Riau terhadap ekspor CPO secara nasional sebesar 40%,” kata ungkapnya.
Sektor primer lainnya, adalah kelapa. Kata Syamsuar, Riau saat ini memiliki luas perkebunan kelapa sekitar 422 ribu hektare dengan total produksi mencapai 391 ribu ton. Angka ini juga diklami terbesar se-Indonesia, atau 13,85% dari total produksi kelapa di Tanah Air yakni 2,83 juta ton per tahun.
Lalu Riau juga memiliki perkebunan karet yang cukup luas. Dengan luasan sebesar 486 ribu hektare, dengan produksi 331 ribu Ton (9,6%), terbesar kelima se-Indonesia setelah Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Jambi.
“Jika dilihat dari 3 komoditi di sektor perkebunan ini saja, sumbangsih Riau terhadap nasional sudah cukup memadai. Oleh sebab itu tak ada salahkan kalau Riau ‘merayu’ APBN, dalam hal untuk mendukung infrastruktur lebih baik kedepannya,” jelasnya. (bpc2)