BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Meski harga properti residensial pada 2013 kemarin mengalami perlambatan, namun tidak akan turun.
Â
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (14/02/2014), Survei Bank Indonesia atas indeks harga properti rumah tapak, mengindikasikan hal tersebut.Â
Â
Menurut survei tersebut, kenaikan harga properti residensial yang terjadi pada 2012 dan 2013, diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun ini. Bahkan, secara triwulanan, kuartal I 2014  meningkat lebih tinggi 2,56 persen dibanding kuartal IV 2013, dengan kenaikan harga tertinggi pada rumah tipe menengah yakni 3,45 persen.
Â
Secara umum, pertumbuhan harga rumah sepanjang 2013 memang mengalami perlambatan, yakni 11,51Â persen lebih rendah dibandingkan kenaikan harga pada 2012 sebesar 13,5 persen.Â
Â
Dilihat berdasarkan tipe rumah, perlambatan kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah terutama tipe kecil. Sementara berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi terjadi di Manado (23,23%) terutama pada rumah tipe menengah (35,38%), dan Surabaya (21,69%) terutama pada rumah tipe kecil (25,07%).Â
Â
Menurut pengamat properti Nasional, Panangian Simanungkalit, situasi tersebut lazim terjadi dan hanya bersifat temporer. Pasalnya, kebutuhan hunian akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah populasi.Â
Â
“Perekonomian tumbuh, aktivitas pembangunan juga semarak. Namun, faktor pengubah konstelasi harga hanya berpengaruh sesaat untuk kemudian kembali normal karena konsumen tetap membutuhkan rumah,” ujar Panangian.
Â
Adapun kenaikan harga secara triwulanan pada 2013, meski terjadi pada semua tipe rumah, namun paling tinggi terjadi pada rumah tipe menengah, yakni 2,14 persen.
Â
Sementara berdasarkan wilayah, Surabaya mengalami kenaikan paling tinggi yakni 5,65 persen, terutama pada tipe menengah sebesar 9,29 persen setelah mengalami perlambatan pada triwulan sebelumnya. Peningkatan harga yang cukup tinggi juga terjadi di wilayah Banjarmasin, terutama pada rumah tipe kecil yakni 7,50 persen. (kc)