BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Teriakan bocah-bocah berbaur dalam hiruk pikuk suara riuh lain di lobby kantor DPW PKS Provinsi Riau, Jalam Soekarno Hatta, Pekanbaru, pada pagi menjelang siang awal pekan lalu. Suasana itu langsung menyambut kedatangan bertuahpos.com saat membuka pintu kaca ganggang besi. Ruang lobby terlihat sedikit sesak. Karena banyak aktivitas yang memang terpusat di ruangan ini.
Kursi-kursi yang disediakan tak cukup menampung orang yang berkunjung. Sebagian dari mereka ada yang menunggu sambil berdiri, jongkok, duduk termenung tangga, ada pula yang menyantap makanan ringan sambil bercengkerama duduk berdampingan dengan orang yang baru mereka kenal.
Di sudut sebelah kiri pintu masuk gedung itu, persisnya di bawah tangga, seorang wanita paruh baya tengah menyantap gorengan dengan lahap. Maklum, hari sudah menjelang siang. Dia baru selesai dari ruang periksa karena tensi darahnya mendadak naik setelah sekian lama terpapar asap akibat Karhutla di Riau. Ida namanya.
“Tiga hari yang lalu tensk ibu naik 170 per 100. Kepala pusing, pundak berat, dan jari-jari tangan gemetaran,” ungkapnya saat berbincang dengan bertuahpos.com. “Sekarang sudah 170 per 50. Katanya untuk usia saya itu normal.”
Â
Video/Editor: Melba
Anggota DPRD Provinsi Riau dari Fraksi PKS, Sofyan Siroj mengatakan kehadiran posko kesehatan ini merupakan tempat bagi PKS dan masyarakat untuk beramal. “Bahkan tukang ojek saja ada yang bantu. Ini bukan soal berapa banyak bantuan yang diberikan, tapi rasa kepeduliannya. PKS menyediakan tempat untuk mereka yang mau beramal,” tuturnya saat berbincang dengan bertuahpos.com di kediamannya di Panam, Pekanbaru.
“Sejak awal PKS sudah menyatakan komitmen bahwa mereka pelayan rakyat. Bukan disaat ada musibah atau dalam situasi asap tengah melanda. Tapi dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, PKS adalah pelayan rakyat,” katanya.
“Berangkat dari kegelisahan dengan kondisi asap yang semakin parah, relawan-relawan, kader dan orang-orang yang berada di PKS merasa gelisah dan memutuskan untuk berbuat walau sekecil apapun. Kalau tidak kita yang peduli, siapa lagi.”
Sofyan Siroj menceritakan, saat itu mereka patungan dengan rupiah seadanya di kantor saku mereka, hingga terkumpulan nominal rupiah sekitar Rp1 juta. Uang itu kemudian dibelikan masker lalu diberikan kepada pengendara.
Langkah kecil ini kemudian melahirkan ide untuk menyulap Mekaz Dakwah PKS seolah seperti klinik kesehatan. Tak disangka kebaikan kecil ini juga disambut baik oleh masyarakat dan menjadi tempat bagi orang lain untuk beramal. “Ini insting saja kare a memang “gen” kita (PKS) melayani,” ungkapnya.
Sofyan Siroj/dok.istimewa
Dari data yang diperoleh bertuahpos.com, hingga Senin, 23 September 2019 lalu, jumlah kunjungan masyarakat ke posko kesehatan ini mencapai 1.347 kepla keluarga. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat sebanyak 1.126 jiwa.
Sedangkan jumlah pengungsi yang menginap di posko kesehatan ini sebanyak 265 jiwa. Terdapat 107 orang dewasa, 96 anak-anak, 33 balita, 17 ibu hamil dan 3 Lansia. “Diantara mereka bahkan ada yang kami jemput langsung dari Kecamatan Rumbai,” kata Humas DPW PKS, Indra Isnaini.
Kunjungan masyarakat membludak karena memang posko ini tidak memilah, siapapun bisa mendapat pertolongan dan dilayani secara layak di sini. Indra Isnaini mengakatan memang prioritas awal didirikannya posko ini untuk balita, ibu hamil dan Lansia agar selamat dari paparan asap.
Para balita yang dibawa ke keposko pasti bersama dengan ibunya. Sedangkan untuk ibu hamil dan lansia juga didampingi oleh keluarganya, minimal 1 orang. Selain itu, masyarat yang sejak awal sudah tahu bahwa PKS membuka Posko Kesehatan dampak kabut asap, lebih dulu mencicip fasilitas.
Kemudian mereka merekomendasikan kepada kawan dan keluarganya yang bermasalah dengan kesehatan di tengah kabut asap. Ini salah satu alasa mengapa posko kesehatan PKS disesaki pengunjung.
Fasilitas yang tersedia salah satunya rumah oksigen. Lokasinya dibuat khusus dengan memanfaatkan sebuah ruko di samping posko tersebut. Di sini juga ramai dikunjungi masyarakat yang ingin menghirup udara segar.
Indra Isnaini, Humas DPW PKS/Melba
Fasilitas lain, hampir seluruh ruangan di Markaz Dakwah ini dijadikan ruang rawat inap dilengkapi dengan pendingin udara. Selain itu juga ada ruang pemeriksaan sekaligus apotek. Beberapa rumah sakit swasta di Pekanbaru menempatkan para dokter dan perawat mereka untuk memberi bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Beberapa mobil operasional disulap jadi ambulance dadakan.
Untuk akomodasi selalu tercukupi. Ada banyak sekali masyarakat yang menyumbangkan makanan, obat-obatan. “Bahkan beberapa bantuan kami terima dari Sulawesi,” kaga Indra Isnaini.
Dengan jumlah pengunjung dan masyarakat sebanyak itu, pihak pengelola berinisiatif membuat program-program lain seperti dakwah dan penyuluhan. Setiap sore menjelang magrib, pengelola mendatangkan pendongeng untuk menghibur anak-anak. Setelah magrib ada tausiah yang diisi oleh ustaz atau para mubaligh PKS secara bergantian. Semuanya dikonsep dengan sistematis dan terstruktur.
“Saat ini sudah hampir 2 ribu KK. Beberapa bahkan ada yang enggak mau dipindahkan. Nangis-nangis. Akhirnya mau mereka dipindahkan dengan rekomendasi dari PKS. Kami menyadari hal sekecil apapun asal kita berbuat akan memberikan manfaat yang besar bagi orang lain,” kata Sofyan Siroj. (bpc3)