BERTUAHPOS.COM,PEKANBARU – Curva Nord 1955 Pekanbaru kecewa dengan keputusan dari Presiden PSPS Riau Norizam Tukiman yang memilih untuk membawa PSPS Riau meninggalkan Kota Pekanbaru ke Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Keputusan ini diambil oleh Norizam pasca terjadinya kerusuhan yang dilakukan oleh Curva Nord pada saat PSPS Riau mengahadapi PSMS Medan di Stadion Utama Riau, Pekanbaru 22 September 2022 lalu.
Salah seorang Old Ultras Curva Nord 1955 Pekanbaru, Dolly San David mengatakan seharusnya setelah kejadian kerusuhan itu pihak dari manajemen PSPS Riau membuka ruang komunikasi untuk para suporter.
“Kalau Norizam memindahkan ke Deli Serdang ini menurut saya cacat fikir, seharusnya tim ini (PSPS) tetap di Pekanbaru,” katanya, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi untuk PSPS Riau, ada 3 bentuk yang melanggar regulasi Liga 2 Tahun 2022/2023 dan Kode Disiplin PSSI Tahun 2018. Diantaranya ialah adanya pemain PSPS Riau, Barnabas Sobor tidak menggunakan badges Liga 2 pada lengan kanan jersey, kemudian terjadinya penyalaan lebih dari 10 buah flare oleh supporter PSPS Riau di Tribun Utara Stadion Utama Riau.
Tak hanya itu, Komdis juga menjatuhkan sanksi kepada Askar Bertuah julukan dari PSPS Riau karena para suporter melakukan pengerusakan fasilitas stadion, seperti merusak bangku stadion dan juga membakar spanduk yang dibawa oleh kelompok suporter.
Atas pelanggaran tersebut, Komite Disiplin PSSI memutuskan PSPS Riau jika bertanding sebagai tuan rumah diselenggarakan tanpa adanya penonton sebanyak tiga kali berturut-turut dan menjatuhkan denda sebesar Rp115 juta.
“Gak apa-apa tanpa penonton, kami (Curva Nord) siap dengan sanksi tanpa penonton, asalkan terbuka ruang komunikasi dari manajemen dengan Curva Nord itu sendiri,” katanya.
PSPS Riau petang nanti akan menghadapi Karo United di Stadion Baharuddin Siregar, Deli Serdang. Dengan berstatus PSPS Riau sebagai tuan rumah, pertandingan dilaksanakan tanpa penonton buntut dari sanksi yang dijatuhkan Komdis PSSI.
Lanjut Dolly meskipun tanpa penonton, Curva Nord berharap di dua pertandingan selanjutnya PSPS Riau bisa kembali dan bermain di Kota Pekanbaru.
“Kami bisa jamin tidak akan ada pengerusakan ataupun kerusakan yang lain-lainnya asalkan ada ruang komunikasi yang terbuka,” bebernya.
Bahkan Dolly menyebutkan saat ini manajemen PSPS Riau mengalami kebobrokan, salah satu bentuk bobroknya manajemen adalah masalah komunikasi dari manajemen PSPS Riau ke suporter dan keberbagai pihak.
Sejauh ini PSPS Riau mengandalkan media sosial Instagram mereka untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan suporter, termasuk juga menyebarkan undangan untuk berdiskusi dengan suporter.
“Saya rasa itu bukan undangan, mereka fikir bisa memanggil orang banyak dengan menyebarkan di media sosial. Secara etika komunikasi harus benar-benar memberikan undangan ke yang dituju, buka ruang diskusi dan jangan kabur serta tinggalkan masalah Kota Pekanbaru,” tutupnya. ***[Heri]