BERTUAHPOS.COM – Mewabahnya virus corona telah memberikan dampak buruk dalam berbagai sektor. Diantaranya ada banyak industri di Tanah Air, yang kini terpaksa harga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawannya.
Di sisi lain, program pemerintah dengan mengeluarkan Kartu Prakerja, diyakini tak akan cukup untuk mengakomodir seluruh korban PHK. Jumlahnya terus meningkat. Harus diakui memang, bahwa wabah corona telah memberikan kejutan buruk kepada siapa saja, bahkan menguji kesiapan pemerintah dalam dalam banyak hal, termasuklah mengatasi masalah orang-orang yang di-PHK karena COVID-19 telah melumpuhkan sektor industri.
Kementerian Ketenagakerjaan mengklaim, bahwa mereka telah mempersiapkan strategi lain selain program Kartu Prakerja. Yakni mempekerjakan mereka-mereka para korban PHK sebagai pekerja penyemprot disinfektan. Ini sebauh program jangka pendek yang digagas pemerintah untuk korban PHK dampak COVID-19.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengungkapkan, perencanaan ini masih disusun agar matang dengan melibatkan organisasi seperti Serikat Pekerja dan Serikat Buruh. Para korban PHK ini nantinya bisa melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan di kawasan-kawasan industri, perusahaan, di gerbang-gerbang desa, sebagai bentuk keterlibatan mereka dalam menekan penyebaran COVID-19.
“Kami juga memberikan insentif sebagai perangsang kerja bagi para korban PHK. Ini sebenarnya program reguler, tetapi disesuaikan karena penerima manfaatnya adalah korban PHK dan programnya lebih banyak untuk penyemprotan disinfektan,” katanya seperti dikutip Bertuahpos dari Republika.
Selain di bidang padat karya infrastruktur, dia menambahkan, para korban PHK karena corona juga membuat program padat karya produktif. Ini masih dalam rangkaian program jangka pendek. Mereka yang akan diberdayakan adalah masyarakat desa yang bekerjasama dengan korban PHK. Memperkuat Balai Latihan Kerja (BLK) milik pusat dan daerah, harus dilakukan agar program ini bisa berjalan sesuai harapan.
Selain padat karya infrastruktur, Kemenaker juga membuat program padat karya produktif sebagai bagian dari strategi jangka pendek yang diupayakan untuk mengurangi dampak ekonomi akibat wabah Covid-19. Program padat karya produktif tersebut, kata Menaker, menargetkan masyarakat desa dan juga para korban PHK. Saat ini tercatat ada 1.113 BLK komunitas bisa dimanfaatkan untuk mendukung program tersebut.
Mereka yang akan bekerja dalam program ini, sifatnya akan merespon kebutuhan masyarakat di tengah wabah corona. Mungkin bisa memproduksi masker, disinfektan, membuat handsanitize, dan hal lainnya. Hasil produksi akan dimanfaatkan sebagai pendapatan, menjualnya dengan harga murah kepada masyarakat desa dan lingkungan sekitar mereka. (bpc3)