BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 sebesar 2,9%, kemudian melambat menjadi 2,8% pada tahun 2024.
Sepanjang tahun 2023, tumbuh melambat karena tingginya ketidakpastian. Perubahan cepat dalam dinamika perekonomian global dipicu oleh ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter yang agresif di Amerika Serikat.
“Pertumbuhan ekonomi global diprediksi melemah, sementara ketidakseimbangan pertumbuhan antarnegara semakin mencuat,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Riau, Sudiro Pambudi saat PTBI, 29 November 2023 di Pekanbaru.
Dia mengungkapkan, di tengah gejolak global, terlihat bahwa inflasi di negara maju masih berada di atas target, meskipun tekanannya mulai mereda.
Akibatnya, suku bunga kebijakan moneter, termasuk Federal Funds Rate (FFR), diprediksi akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama, menciptakan ketidakpastian yang berlanjut di pasar keuangan.
Sedangkan volatilitas aliran modal dan tekanan nilai tukar juga menjadi dampak yang signifikan, terutama bagi negara-negara pasar berkembang.
Kondisi Ekonomi Nasional
Sementara di Indonesia, Sudiro mengungkapkan, tetap menunjukkan resiliensi ekonominya. Pada kuartal III 2023, pertumbuhan ekonomi mencapai 4,94% (yoy), didorong oleh konsumsi rumah tangga yang kuat dan peningkatan investasi.
Triwulan IV 2023 juga diproyeksikan tetap positif, tercermin dalam indikator dini seperti keyakinan konsumen, ekspektasi penghasilan, dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2023 diperkirakan berada dalam kisaran 4,5-5,3%.
“Sedangkan tahun 2024, BI memprediksi ekonomi Indonesia menunjukkan peningkatan, didorong oleh keyakinan konsumen yang tetap baik, pengaruh positif dari pelaksanaan Pemilu, dan kelanjutan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN),” katanya.
Kondisi Ekonomi Riau
Sementara itu, Ekonomi Riau menunjukkan kestabilan yang kokoh, didukung oleh tingginya permintaan domestik. Pada kuartal III 2023, pertumbuhan ekonomi Riau mencapai 4,02% (yoy), memproyeksikan pertumbuhan tahun 2023 secara keseluruhan dalam kisaran 3,9 – 4,5% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi yang solid pada triwulan III 2023, ujar Sudoro, diperoleh melalui kekuatan permintaan domestik yang andal, terutama dari konsumsi rumah tangga dan investasi yang terus berkembang.
Selain itu, tingkat inflasi Riau tetap terkendali sesuai dengan target yang ditetapkan. Sampai Oktober 2023, inflasi Riau berada pada tingkat yang terkendali, yakni 2,65% (yoy), menurun secara signifikan dari angka tahun sebelumnya sebesar 6,81% (yoy).
“Dengan proyeksi yang positif, diperkirakan inflasi Riau akan tetap terkendali hingga akhir tahun 2023, berada dalam kisaran yang diharapkan, yaitu 3±1%,” katanya.
Mengamati perkembangan terkini dari faktor domestik dan eksternal serta respons kebijakan yang proaktif, proyeksi ekonomi Riau pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang tinggi, berkisar antara 4,0 – 4,8%.
Dari segi permintaan, konsumsi domestik Riau akan mengalami dampak positif dari pelaksanaan pesta demokrasi tahun 2024.
Sementara itu, kinerja ekspor diprediksi mendapat dorongan dari permintaan produk olahan sawit di pasar nontradisional seperti Afrika dan Timur-Tengah.
Pada sektor industri, pertambangan, dan konstruksi, investasi pabrik paperboard, eksplorasi sumur minyak blok Rokan, dan pembangunan jalan tol diantisipasi akan memacu pertumbuhan.
Dalam konteks stabilitas harga, keberlanjutan ekspektasi positif masyarakat melalui komunikasi efektif dan peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diharapkan dapat menjaga inflasi Riau tetap rendah dan stabil.
Proyeksi inflasi untuk tahun depan menargetkan mencapai 2,5±1%, sesuai dengan target inflasi nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
“Untuk mewujudkan hal ini, sinergi TPID akan terus diperkuat melalui upaya menjaga ketersediaan pasokan pangan melalui berbagai program, seperti operasi pasar murah, intensifikasi, dan ekstensifikasi Kerjasama Antar Daerah (KAD),” ujar Sudiro.