BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Keberadaan beberapa komunitas memang menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ada yang mendukung aksi dari beberapa komunitas, ada yang menilai komunitas hanya sebagai ajang untuk memperbanyak teman atau hura-hura semata.
Salah satunya ialah Jauharry, salah seorang dosen Universitas Andalas ini saat ditemui bertuahpos.com, tengah mengikuti kegiatan amal charity event yang ditaja oleh Komunitas UntukPapua Pekanbaru, Sabtu (21/01/2017), bertempatkan Warung Kopi Pinggiran 45 Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru.
Pria yang mengajar di Fakultas Ekonomi ini menyampaikan bentuk kesalutannnya atas sekelompok anak muda yang peduli terhadap pemerataan pendidikan, terutama di Papua, seperti yang ia lihat dari diri Komunitas UntukPapu Pekanbaru. Hal ini dikarenakan selama ini banyak komunitas yang ia temui hanya sebagai wadah berkumpul-kumpul mengahbiskan waktu dengan sia-sia.
“Saya salut masih ada anak-anak muda apalagi mahasiswa yang aktif diberbagai kegiatan sosial. Di kampus, saya juga sering untuk mengajak mahasiswa saya aktif diberbagai organisasi atau komunitas, terutama komunitas yang berdampak positif bagi sekitarnya ,” tutur Jauharry yang bergelar SE dan MM tersebut.
Ditemui saat mengikuti lelang berupa miniatur busur panah beserta anak panah asli Papua, Jauharry berharap kegiatan seperti yang dilakukan oleh Komunitas UntukPapua Pekanbaru tetap berkelanjutan, tidak hanya berhenti di program 1000 tas saja.
“Mungkin komunitas lain bisa meniru yang dilakukan oleh Komunitas UntukPapua Pekanbaru, yakni melakukan pemerataan pendidikan. Jika Komunitas UntukPapua lebih memfokuskan kepada anak-anak di Papua sana, maka komunitas lain bisa fokus membantu fasilitas pendidikan yang ada disekitar lingkungan mereka,” tutup Jauharry.
Penulis: Teguh Asrin