BERTUAHPOS.COM, Pekanbaru – Belum lama ini, didampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Kepala Bappeda Litbang dan Kepala Badan Penghubung Provinsi Riau, Gubernur Riau Syamsuar menerima penghargaan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pembangunan Kepemudaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Dalam acara yang bertempat di Kantor Kemenpora Jakarta (23/8/2023), anugerah langsung diserahkan oleh Menpora Dito Ariotedjo. Gubri dalam pernyataannya menyampaikan bahwa sukses tadi atas dasar gerak cepat Pemprov Riau melakukan perencanaan aksi dan pelatihan-pelatihan pemuda hingga ke desa-desa melalui program kerja Dispora Provinsi Riau. Sebagaimana diketahui, Rencana Aksi Daerah Provinsi Riau disebut lebih cepat dari Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tertanggal 18 Agustus 2023.
Inilah yang membuat Provinsi Riau memperoleh penghargaan dari Kemenpora. Berbagai pelatihan yang digelar, cakap Gubri, diberikan supaya pemuda di Provinsi Riau bisa bekerja dan bersaing dengan pemuda-pemuda dari daerah lain. Kami selaku anggota DPRD Provinsi Riau khususnya Komisi 5 yang salah satunya membidangi isu kepemudaan, sangat mengapresiasi capaian Pemprov Riau. Ini bekal berharga menyongsong Riau lebih baik ke depan.
Sekedar informasi, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) getol mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) menyelesaikan penyusunan RAD pelayanan kepemudaan. Sebab, RAD inti keberhasilan program pembangunan pemuda dan kunci utama implementasi kegiatan di lapangan.
Penyusunan RAD juga langkah kolaborasi, sinergi dan koordinasi strategis lintas sektor penyelenggaraan pelayanan kepemudaan. Baik itu antara Pusat dan Pemda, Pemprov dengan Pemerintah Kabupaten/Kota berikut internal di masing-masing Pemda. Hal lain dibalik perlunya menggesa penyusunan dikarenakan RAD merupakan pedoman penyelenggaraan pelayanan kepemudaan di daerah, sekaligus penentu nilai Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). Melalui IPP, progres dapat dipantau mengacu ke indikator yang telah ditetapkan. Namun dari semua tujuan yang dikemukakan, urgensi paling mendasar tentunya prospek.
Mengingat mayoritas penduduk Indonesia masuk kategori usia produktif, dimana komposisi generasi Milenial dan Gen-Z sebanyak 26 persen dan 28 persen dari total populasi nasional. Efek positif jumlah usia produktif melampaui usia nonproduktif, Indonesia digadang-gadangkan berada di era bonus demografi. Hal barusan membuat Pemerintah meluncurkan slogan visi “Indonesia Emas 2045” dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045.
Riau ikut kecipratan berkah. Tercatat sebanyak 1,7 juta penduduk Riau masuk kelompok pemuda. Komposisinya 877 ribu laki-laki dan 845 ribu perempuan. Bicara IPP, Alhamdulillah Riau meningkat lebih dari lima poin. Dari 50,67 di 2020 menjadi 56,17 di 2021. Mengutip laporan Indeks Pembangunan Pemuda 2022 yang diterbitkan lembaga The SMERU Research Institute Desember 2022, peningkatan IPP Riau didorong perbaikan domain kesehatan dan kesejahteraan pemuda. Di saat yang sama, kondisi serupa juga terjadi pada domain lapangan dan kesempatan kerja serta domain gender dan diskriminasi. Membaiknya domain kesehatan dan kesejahteraan paling besar dipicu turunnya persentase remaja perempuan hamil mencapai 0 persen di tahun 2021. Sedangkan domain lapangan dan kesempatan kerja didorong oleh turunnya tingkat pengangguran pemuda dari 12,76 persen di 2020 menjadi 10,81 persen di 2021. Secara umum, capaian pemuda Provinsi Riau diberbagai domain relatif sama atau lebih baik dibanding rata-rata nasional.
Kendati demikian, jika tidak diperhatikan dan dijaga, capaian IPP setakad ini bisa berubah mengingat indikator sangat fluktuatif. Disamping itu, disebutkan juga beberapa tantangan terbesar yang menempatkan capaian pemuda Riau di bawah rata-rata nasional. Diantaranya keaktifan berorganisasi domain partisipasi dan kepemimpinan cenderung turun sejak 2020. Begitupula persentase pemuda wirausaha kerah putih domain lapangan dan kesempatan kerja dan persentase pemuda perempuan yang bekerja di sektor formal.
Aset Berharga
Kelebihan dan kekurangan di atas sangat ditentukan arah kebijakan. Peluang memanfaatkan keunggulan bonus demografi sangat bergantung pada keberpihakan negara (baca: Pemerintah). Perlu ditegaskan kembali bahwasanya SDM aset tak ternilai.
Penghargaan yang diperoleh Pemprov Riau terkait pelayanan kepemudaan hendaknya dijadikan pelecut. Menyoal penguatan kepemudaan tak cukup sebatas menggelar kegiatan berupa pelatihan dan seminar. Pendekatannya mesti multi dimensi dan komprehensif. Di sini Pemda diharapkan dapat memainkan peran strategis sebagai collaborative hub.
Diawali itikad memfasilitasi pemuda dalam proses pengambil kebijakan. Semakin banyak suara mereka didengar dan ditampung, makin besar peluang mewujudkan Indonesia Emas. Potensi bonus demografi hanya akan diraih bila pemuda berperan aktif mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi. Keterlibatan akan memastikan kesinambungan dan optimalisasi dampak dari kebijakan atau program yang dibuat, serta diakomodir dalam program prioritas di Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Artinya, posisikan dan perlakukan mereka sebagai mitra kebijakan. Bukan obyek atau audiens semata.
Selain itu, sinergitas juga diperlukan. Karena tak cukup andalkan satu OPD yang membidangi urusan pemuda kayak Dispora. Terlebih Riau masih dihantui sejumlah persoalan yang berpotensi menghambat. Isu menonjol yang dinilai punya relevansi antara lain tingginya angka putus sekolah, kesenjangan mutu dan sarana pendidikan dan kesehatan termasuk persoalan stunting.
Berangkat dari permasalahan, ada ruang Dinas Pendidikan (Disdik) disini dalam konteks memaksimalkan layanan pendidikan. Bagaimana meningkatkan angka partisipasi sekolah dan menekan angka putus sekolah, distribusi sarana dan prasarana serta mutu pendidikan dan lain-lain. Selanjutnya ada pula ruang Dinas Kesehatan yang sangat vital mewujudkan SDM prima.
Disamping layanan kesehatan, dibutuhkan upaya promosi dan kampanye masif hidup sehat ke kelompok usia muda yang dikemas secara kreatif dan inovatif. Tak lupa pula urusan ketenagakerjaan, mulai langkah mengurangi pengangguran, menstimulus terciptanya lapangan kerja hingga memperjuangkan upah memadai bagi pekerja muda. Berkaca pada kebutuhan, butuh investasi besar.
Tapi yakinlah, hasil yang bakal diperoleh dijamin sepadan. Jangan giliran proyek fisik dan mercusuar saja Pemerintah berani jor-joran gelontorkan uang. Tapi pemenuhan kebutuhan SDM sangat berhitung. Infrastruktur memang penting, tapi pembangunan manusia jauh lebih penting. Kalau terus hitung-hitungan, bukan Indonesia Emas yang akan dicapai malah sebaliknya Indonesia Cemas. Usia muda banyak namun potensi tersia-siakan. Bangsa rugi besar.
Dr. (H.C.) H. SOFYAN SIROJ ABDUL WAHAB, LC, MM.
ANGGOTA KOMISI V DPRD PROVINSI RIAU