Oleh : Prof. Dr. Alaiddin Koto*
Wahai bangsaku Indonesia
Kini kita dalam bahaya
Corona mengintai di mana-mana
Janganlah lengah sekejap saja.
Jangan fikirkan ini ulah siapa
Yang pasti corona sudah di tengah kita
Mengintai mangsa kapan saja
Tidak peduli si miskin atau si kaya
tidak peduli muda ataupun tua.
Sunnatullah sudahlah tetap
Takkan berubah sampai kiamat
Siapa cermat akan salamat
Siapa ceroboh akan sekarat
Siapa rajin akan pandai
Siapa malas akan marasai.
Itulah sunnah yang Allah tetapkan
Untuk manusia seisi alam
Tidak terkecuali siapapun tuan
Langgar sunnahNya kan jadi korban.
Jangan karena kecewa dengan pemerintah engkau biarkan dirimu ditimpa musibah
Janggan karena marah dengan penguasa
Engkau biarkan keluargamu ditimpa bencana.
Bila tidak ingin patuh kepada
pemerintah
Patuhlah engkau kepada
Sunnatullah
Bila engkau tidak takut kepada pemerintah
Takutlah engkau kepada sunnatullah.
Inilah cobaan yang tidak mudah
Dari Sang Khalik Penguasa dunia sampai akhirah
Untuk menguji setiap ummah
Mana yang tawakal dan mana yang tetap pongah.
Allah tetapkan sunnahNya
Sebagai pedoman
Tentukan sikap menghadapi ujian sekitar badan
Maka ariflah membaca zaman
Musuh mengintai tunggu kesempatan.
Indonesia terlalu kaya
Untuk dimiliki hanya oleh rakyatnya
Eloklah ia dipecahbelah
Biar bertengkar tak sudah-sudah
Biar semua menjadi lengah
musuh menyusup mencari celah
Kuasai negeri selangkah demi selangkah.
Mall dibuka ramai pendatang
Pasar digelar pagi dan petang
Agar umat menjadi berang
Lupa waspada skenario orang
Masuk jerat celakalah datang.
Itulah kini yang musuh inginkan
Biar semua jadi terpapar
Agar negeri jadi terbiar
Mereka masuk sesuka hati
Kita menyesal kemudian hari.
Wahai bangsaku Indonesia
Sesal dahulu pendapatan
Sesal kemudian tiada guna.
Sebelum nasi menjadi bubur
Segeralah bangkit sebelum terkubur.
Orang tua telah berpesan
Bila tersesat di ujung jalan
Kembalilah engkau ke pangkal jalan
Sebelum semua jadi sesalan
Anak dan cucu yang akan menanggungkan.
Pekanbaru, 30 Ramadhan 1441 H / 23 Mei 2020 M