BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Riau dr Indra Yovi sependapat kalau tata cara pelaksanaan ibadah shalat di mesjid An-Nur Pekanbaru bisa dijadikan sebagai percontohan untuk rumah ibadah lain, khususnya umat Islam di Riau.
“Kami sudah melihat bagaimana protokol kesehatan diberlakukan di mesjid itu pada Shalat Jumat pertamakali diselenggarakan setelah tutup berbulan-bulan,” katanya, Sabtu, 06 Juni 2020.
Menurutnya penerapan protokol kesehatan oleh petugas di mesjid ini sangat ketat tanpa toleransi bagi jemaah yang tidak mematuhinya.
“Kamji juga berterima kasih kepada jemaah mesjid yang patuh terhadap ketentuan yang telah ditetapkan oleh petugas mesjid. Kalau ini bisa dipertahankan, maka pelaksanaan ibadah masih akan tetap bisa berjalan dibanyak mesjid di Riau,” katanya.
Dia menambahkan penerapan protokol kesehatan di Mesjid tidak lain untuk mengehentikan penyebaran wabah COVID-19. Di Riau dalam beberapa waktu belakangan tercatat angkanya sudah sangat menurut. Termasuk angka kesembuhan yang kini sudah menyentuh angka 80% lebih jika dibandingkan dengan pasien yang masih positif COVID-19.
Mesjid Raya An-Nur baru memberlakukan Shalat Jumat berjemaah pada periode kedua setelah PSBB di Pekanbaru tidak diperpanjang. Mesjid ini sebelumnya tutup karena pemerintah menyerukan tidak menggelar shalat berjemaah karena wabah corona.
Pada Jumat, 05 Juni 2020, terlihat para jemaah berbondong-bondong mendatangi mejid itu untuk menunaikan salat wajib seminggu sekali bagi umat muslim ini. Sebelum masuk ke dalam mesjid, sejumlah petugas sudah menunggu di depan pintu masuk dengan memegang alat pendeteksi suhu tubuh.
“Kami akan tetap melakukan ketentuan sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. Ini demi kenyamanan dan keamanan jemaah saat shalat berjemaah di sini,” kata Zulkarnain Umar, seorang pengurus mesjid itu.
Jemaah dalam keadaan filek, petugas menyarakan agar Shalat Zuhur di rumah saja. Termasuk mereka yang memam dan batuk. Ada pun protokol kesehatan yang perlu diperhatikan para jemaah, pengurus mengharapkan kepada jemaah wajib memakai masker selama di lingkungan Mesjid Raya An-Nur. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan handsanitizer yang sudah disiapkan panitia.
Baca: Kenapa Islam Melarang Membunuh Semut?
Dia mengatakan, jemaah juga dianjurkam membawa sajadah sendiri dari rumah masing-masing. Selalu menjaga jarak satu dengan yang lain minimal satu meter. Menempati posisi shaf yang telah diberi tanda stiker dan tidak berpindah-pindah tempat shaf.
Selain itu, tidak bersalaman, berjabat tangan dan mengusap wajah. Mengikuti protokol Tertib antrian pemeriksaan suhu tubuh. Mengikuti protokol tertib antrian saat keluar masjid. Mengikuti protokol tertib antrian saat di penitipan sandal atau sepatu. Jamaah sudah berada di masjid 30 menit sebelum waktu masuk sholat. “Kami mengharapkan, ikuti ptotokol kesehatan yang sudah ditentukan. Ini kita lakukan sebagai bentuk ikhtiar,” ujar Zulkarnain.
Selain itu, usai pelaksanaan ibadah wajib sholat Jumat, para jemaah diharapkan dapat bersama-sama berdoa qunut nazilah. Hal ini sesuai anjuran MUI, untuk bermunajat kepada Allah SWT, dari pandemi virus yang telah membunuh ribuan orang di dunia termasuk Indonesia. (bpc3)