BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Warga Gaza pesimis ICC akan mampu membawa pelaku kejahatan perang Israel ke pengadilan.
Pada tahun Juli hingga Agustus 2014 lalu, Israel melakukan serangan besar-besaran ke Gaza, Palestina. Dikutip dari Aljazeera, Kamis 30 Juli 2020, korban sipil akibat serangan Israel berjumlah lebih dari 1,500 orang.
11 ribu orang lainnya menderita luka-luka akibat serangan Israel. 18,000 ribu rumah hancur Palestina hancur, dan 73 fasilitas kesehatan rusak.
Kehancuran ini sebagian besar disebabkan 6 ribu serangan udara Israel, yang menyasar ke wilayah-wilayah padat penduduk di Gaza.
Enam tahun setelah peristiwa tersebut, warga Gaza pesimis Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court (ICC) bisa mengadili penjahat perang Israel.
“Enam tahun berlalu, dan tak ada perubahan. Israel terus mengambil tanah dan membunuh orang Palestina tanpa hambatan,” kata salah satu warga Gaza, Alaa Albatsh.
Alaa Albatsh pada tahun 2014 kehilangan empat orang anaknya akibat bom yang dijatuhkan militer Israel. Dia sendiri terluka parah, dan sempat koma beberapa minggu.
Alaa Albatsh juga mengatakan pengadilan ICC tak akan membawa anaknya kembali. Namun, jika dilakukan dengan benar, maka akan sedikit menyembuhkan lukanya.
Warga lainnya, Yousef Alhallaq, kehilangan tujuh orang keluarganya saat serangan Israel. Ibunya, kakak perempuannya bersama suaminya dan anak mereka yang berusia dua tahun, serta kakak iparnya yang tengah hamil sembilan bulan, bersama dua keponakannya yang lain.
“Israel membunuh tujuh orang keluargaku. Ibuku, tiga keponakanku, kakak perempuanku dan suaminya, serta kakak iparku yang tengah hamil sembilan bulan. Apa pembenaran membunuh orang biasa,” kata dia.
ICC target ratusan perwira Israel
Sebelumnya, Ratusan perwira militer dan pejabat pertahanan Israel menjadi target ICC untuk diadili dengan dugaan kejahatan perang.
ICC yang berpusat di Den Haag telah menargetkan ratusan perwira tersebut untuk diadili saat melalukan operasi militer dengan sandi Operation Protective Edge pada tahun 2014.
Para perwira dan pejabat pertahanan ini ditargetkan ICC untuk diadili dengan dugaan melakukan kejahatan perang kepada warga Gaza di Jalur Gaza dan penduduk Palestina di Tepi Barat.
Jumlah perwira dan pejabat pertahanan yang ditargetkan ICC jumlahnya mencapai 200 hingga 300 orang.
Tidak menutup kemungkinan, nama-nama besar di Israel seperti Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan saat ini Benny Gantz, dan mantan Menhan Israel Moshe Yaalon, serta mantan kepala intelijen militer Aviv Kochavi juga akan ikut terseret.
Ketua jaksa penuntut ICC, Fatou Bensouda pada Desember 2019 lalu menyebutkan bahwa pihaknya punya cukup bukti kejahatan perang perwira Israel. Bensouda juga mengatakan bukti-bukti tersebut juga bisa menjadi dasar untuk investigasi lanjutan. (bpc4)