BERTUAHPOS.COM, PAPUA – Satu anggota TNI dari Yonif Raider 751, Pratu Syahrir terkena panah di bagian pundak. Pratu Syahrir terkena panah saat memisahkan perang antar suku di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Selasa 24 September 2019 kemarin.
Perang suku ini sendiri dipicu penghadangan kubu KW oleh kubu BT, Senin 23 September 2019. Akibat penghadangan tersebut, KW terkena panah di bagian perut.
Kemudian, keesokan harinya, Selasa 24 September, BT ditemukan meninggal dunia dirumahnya. Penyebabnya adalah karena terkena anak panah dari pelaku yang belum diketahui.
“Kematian BT memicu kemarahan dari keluarganya. Maka pada pukul 15.00 WIT, 200 massa kubu BT bergerak dari Kampung Puncak Senyum menuju Kampung Pagaleme, tempat kubu KW. Mereka membawa senjata seperti panah,” terang Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol CPL Eko Daryanto, dikutip dari Republika, Rabu 25 September 2019.
Akibatnya, perang antar suku pun tak terelakan. Masyarakat terlibat saling panah. Aparat dari Polres Puncak Jaya dan Yonif Raider 751 berusaha menghalangi dan memisahkan perang suku ini. Tembakan peringatan ke udara pun sempat dilepaskan.
“Perang berhasil dihentikan pukul 16.00 WIB. Namun, satu anggota TNI atas nama Pratu Syahrir, satu personel Brimob atas nama Brigpol Sahar, dan tiga masyarakat terluka akibat anak panah,” lanjut Eko.
Aparat yang terluka kemudian dievakuasi ke Jayapura. Sementara, pemerintah daerah setempat berusaha memediasi masyarakat untuk saling menahan diri. (bpc2)