BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Berangkat dari Undang-Undang Dasar 1945, menjadi pijakan kuat bagi setiap orang di Tanah Air untuk turun mengulurkan bantuan terhadap saudara muslim di Palestina.
“Negara kita mencantumkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Itu yang menjadi dalil kuat mengapa sampai kini kami masih intens membantu saudara di Palestina,” kata Sekum Komite Nasional untuk Rakyat Palestina Riau (KNRP) Riau melalui Ketus Bidang Sosialisasi dan Edukasi Juli Syawaladi.
Dengan bersatunya faksi Fatah dan Hamas, bantuan kemanusiaan akan lebih mudah sampai di Palestina. Karena tidak perlu pro mana. Hanya saja bantuan kemanusiaan tahun ini memang berkurang.
“Terkait bantuan kemanusiaan dari KNRP, di Ramadhan kemarin banyak program yang gagal tersebab pandemi. Padahal kita sudah rancang safari Ramadhan bersama syekh Palestina, biasanya rutin membawa 2 hingga 3 syekh dari Palestina dalam rangka bantuan kemanusiaan. Mereka menyampaikan keadaan Palestina, sekalian juga menerima bantuan KNRP Riau. Alhamdulillah masih ada bantuan, meskipun tidak semaksimal tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Menimpali Juli, Aburrahman Hafidz mengakui bantuan kemanusiaan tahun lalu masih mencapai Rp1 miliar dari Riau saja. “Tahun ini ada, walau tak sebesar itu. Yang terbaru kita baru kirim paket qurban, yang dibeli di Palestina sekalian disembelih,” sebutnya.
Memang sulitnya berqurban di Palestina, karena banyaknya masjid yang dikuasi Israel, sehingga berubah fungsi, bahkan jadi bar, kata Juli mengutip Ustad Tarmidzi Ketua KNRP Riau dalam lawatannya ke Palestina.
Bantuan Beasiswa Kedokteran untuk Rakyat Palestina
Atas nama KNRP Riau keduanya mendukung KNRP pusat memberikan bantuan kemanusiaan. Makanan, pakaian, obat-obatan dan al Quran jadi bantuan wajib. Apalagi kalau musim dingin.
“Paling keras bantuan kita dalam bentuk aksi damai. Terhadap kebijakan Israel yang merugikan Palestina, kita selalu layangkan protes turun ke jalan. Terkait bantuan pendidikan dan beasiswa juga digalakkan KNRP pusat. Bahkan KNRP pusat membuat program beasiswa kedokteran bagi pemuda Palestina. Faktanya rakyat Palestina 50 persen tinggal di pengungsian, di sanalah progam pendidikan itu jalan,” kata Abdurrahman.
“Negara kita kan mencantumkan kemerdekaan hak segala bangsa dalam pembukaan UUD, itu menjadi dalil kuat kita membantu Palestina. Rumah sakit khusus dari Indonesia sudah ada. Alhamdulillah Indonesia sudah dikenal di sana. Ada juga masjid di Khan Yunis yang ada di Jalur Gaza, yang luasnya seluas Pekanbaru. Semoga aneksasi itu tidak akan semakin mengecilkan Palestina”, kata Juli Syawaladi asal Lampung Barat ini. (bpc5)