BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia sedang giat melakukan upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah.
“Pentingnya bagi kita untuk menahan diri dan menghindari eskalasi dalam situasi ini, karena eskalasi tidak akan menguntungkan siapapun,” tuturnya.
Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia telah melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah pihak terkait, termasuk Pemerintah Iran, Saudi Arabia, Yordania, Mesir, Persatuan Emirat Arab, Uni Eropa, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat (AS), untuk mendorong semua pihak agar menahan diri dan mencegah eskalasi.
Menlu juga menegaskan perlunya perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di wilayah yang mungkin terdampak oleh situasi di Timur Tengah.
“Pemerintah terus memantau dan melakukan upaya untuk memastikan keamanan dan perlindungan bagi WNI tersebut,” katanya.
Pada tanggal 13 April, pemerintah telah mengeluarkan travel advice dan menyediakan hotline yang dapat dihubungi oleh para WNI.
Selain itu, kontak langsung juga telah dilakukan dengan WNI yang berada di Iran dan Israel untuk memberikan informasi dan langkah-langkah yang dapat dilakukan jika situasi memburuk.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah juga mewaspadai dan memitigasi dampak ketegangan di Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia.
Lonjakan harga minyak dan peningkatan biaya pengiriman barang menjadi fokus utama dalam mitigasi dampak tersebut.
Meskipun demikian, perekonomian Indonesia tetap solid dengan pertumbuhan sekitar 5 persen, inflasi stabil dalam rentang 2,5 plus minus 1 persen, neraca perdagangan surplus, dan cadangan devisa sekitar 136 miliar Dolar AS.
Namun, pemerintah terus mengantisipasi dampak dari ketidakpastian perekonomian global terhadap perekonomian nasional.
Upaya-upaya yang dilakukan termasuk kebijakan fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, serta memonitor kenaikan logistik dan harga minyak.
Selain itu, pemerintah juga fokus pada reformasi struktural dan peningkatan iklim investasi di Indonesia untuk menarik investasi jangka panjang.***